Lihat hutan, lihat manusia
Hutan tidak banyak yang suci alias perawan melainkan hilang rebah tak berdaya
Manusia yang semakin beringas merampas kesucian hutan belantara hingga tanpa rupa
Hutan rimba, aku tertawa melihat rupamu yang tidak serupa
Tetapi juga iba karena engkau sudah condong bahkan rebah karena tak kuat menahan tingkah polah manusia yang jengah
Jengah mengaku rindu merawatku tetapi pongah lupa karena semua butuh
Rambutku yang menjuntai rimbun tak lagi banyak yang bisa memayungi seisi bumi ini
Bumi belantara ini tak senada dengan kata, itu umpatanku, caci maki ku
Bumi dan isi seolah tak lagi serasi, tak lagi harmoni
Lihatlah panas terik, banjir sering datang tanpa pamit menghampiri manusia
Manusia menyapa, agar menjaga yang masih ada dan tersisa