Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Semua Butuh Hutan

6 Mei 2024   14:22 Diperbarui: 6 Mei 2024   14:29 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika semua Butuh Hutan. (Foto dok. Yayasan Palung & RK-TAJAM).

Lihat hutan, lihat manusia

Hutan tidak banyak yang suci alias perawan melainkan hilang rebah tak berdaya

Manusia yang semakin beringas merampas kesucian hutan belantara hingga tanpa rupa

Hutan rimba, aku tertawa melihat rupamu yang tidak serupa

Tetapi juga iba karena engkau sudah condong bahkan rebah karena tak kuat menahan tingkah polah manusia yang jengah

Jengah mengaku rindu merawatku tetapi pongah lupa karena semua butuh

Rambutku yang menjuntai rimbun tak lagi banyak yang bisa memayungi seisi bumi ini

Bumi belantara ini tak senada dengan kata, itu umpatanku, caci maki ku

Bumi dan isi seolah tak lagi serasi, tak lagi harmoni

Lihatlah panas terik, banjir sering datang tanpa pamit menghampiri manusia

Manusia menyapa, agar menjaga yang masih ada dan tersisa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun