Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenalkan Orangutan kepada Siswa-Siswi di Sekolah

21 Oktober 2022   13:13 Diperbarui: 21 Oktober 2022   13:16 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat menyampaikan lecture di SDN 11 Muara Pawan, Ketapang, Kalbar. (Foto: Iis/Yayasan Palung). 

Mengenalkan orangutan kepada siswa-siswi di sekolah menjadi salah satu cara bagi kami untuk menyebarkan  virus-virus konservasi  di Tanah Kayong (Sebutan untuk kabupaten Ketapang dan Kayong Utara).

Seperti misalnya, pada Jumat (21/10/2022) pagi, Program Pendidikan Lingkungan (PL) Yayasan Palung (YP) berkesempatan mengenalkan orangutan  lewat lecture (ceramah lingkungan) kepada siswa-siswi  kelas 4-6 di SDN 11 Muara Pawan, Ketapang, Kalimantan Barat.

Pada kesempatan itu, materi yang disampaikan adalah tentang "Orangutan: Biologi, Ancaman dan Perlindungannya."

Pertanyaan pertama yang disampaikan kepada siswa-siswi adalah Mengapa kita belajar tentang Orangutan?

Beberapa siswa-siswi terlihat tampak bingung dan ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan itu.

Lalu, Widiya Octa Selfiany, selaku Manager Program (PL) Yayasan Palung yang saat itu menyampaikan materi lecture menjelaskan bahwa; "Orangutan merupakan  satu-satunya kera besar yang hidup di Asia, aset Bangsa Indonesia.  Selain itu, menjelaskan juga bahwa orangutan merupakan primata yang cerdas sehingga menarik untuk diteliti."

Selanjutnya juga, Widiya menyampaikan bahwa orangutan merupakan petani hutan, penyebar biji dan meregenerasi hutan secara efektif dan orangutan merupakan umbrella species (spesies payung), kata Widiya.

Mengapa  orangutan disebut spesies payung? karena hilangnya orangutan mencerminkan hilangnya ratusan spesies tanaman dan hewan pada ekosistem hutan hujan.

Lebih lanjut dalam penyampian materi itu, Widiya menjelaskan juga bahwa Orangutan merupakan empat kera besar yang ada di dunia. Adapun empat kera besar tersebut terdapat di dua benua; Afrika dan Asia. Kera besar tersebut adalah Gorilla, Simpanse, Bonobo yang mendiami benua Afrika. Sedangkan kera besar lainnya adalah orangutan, yang terdapat di Asia, lebih tetapnya di Indonesia (Pulau Sumatera dan Kalimantan).

Orangutan sangat dilindungi salah satunya karena nasibnya saat ini dari tahun ke tahun semakin memprihatinkan. Ruang hidup dari satwa yang sangat dilindungi ini semakin sempit.

Ruang hidup (habitat hidup berupa hutan) semakin menyempit membuat orangutan semakin sulit untuk berkembang biak. Mengingat, orangutan memerlukan waktu yang lama untuk berkembang biak, memerlukan waktu 6 hingga 8 tahun baru berkembang biak.

Sedangkan sang bayi bersama ibu (induk orangutan) memerlukan waktu yang sama (6-8 tahun) hingga bayi menjadi remaja.

Orangutan memiliki DNA (deoxyribonucleic acid) yang mendekati DNA manusia yaitu 97 % DNA orangutan mirip manusia.

Orangutan Kalimantan (Bornean Orangutan) memiliki 3 subspesies; Pongo pygmaeus pygmaeus, Pongo Pygmaeus Wrumbii, Pongo pygmaeus morio.

Orangutan Kalimantan tersebar di seluruh wilayah Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Orangutan memiliki tiga sub spesies yaitu; Pongo pygmaeus pygmaeus, Pongo wrumbii yang sebarannya di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan di Kalimantan Timur adalah Pongo pygmaeus morio. Sedangkan di luar wilayah Indonesia, orangutan terdapat di Malaysia yaitu di wilayah Sabah; Pongo pygmaeus morio dan di Sarawak; Pongo pygmaeus pygmaeus.

Orangutan Sumatera (Sumatran Orangutan) Orangutan dengan nama latin Pongo abelli, habitat hidupnya di Sumatera. Pada bulan Oktober 2017 lalu, para peneliti dunia menemukan spesies baru orangutan dengan nama Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) habitat hidupnya di Sumatra Utara.

Orangutan masuk dalam daftar satwa yang sangat dilindungi (Critically Endangered/CR) menurut daftar International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Red List.

Orangutan juga masuk dalam daftar satwa dilindungi, menurut UU no 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Lecture di SDN 11 Muara Pawan disampaikan di depan 65 orang  siswa-siswi, kelas 4,5 dan 6.

Sebelumnya juga, Program PL YP telah melakukan lecure di beberapa sekolah seperti di SMP PGRI 03 Muara Pawan dan di MTS Darul Falah. Di SMP PGRI 03 Muara Pawan, siswa-siswi yang hadir adalah 143 orang siswa siswi. Sedangkan di MTS Darul Falah di hadiri oleh 75 orang siswa-siswi.

(Foto: Rido & Randi/YP)
(Foto: Rido & Randi/YP)

Saat menyampaikan materi di SMP PGRI 03 Muara Pawan. (Foto: Rido & Randi/YP).
Saat menyampaikan materi di SMP PGRI 03 Muara Pawan. (Foto: Rido & Randi/YP).

Tanya jawab dengan siswa/i tentang materi yang disampaikan. Foto di MTS Darul Falah. (Foto: Iis/YP).
Tanya jawab dengan siswa/i tentang materi yang disampaikan. Foto di MTS Darul Falah. (Foto: Iis/YP).

Kegiatan lecure seperti ini juga rutin dilakukan oleh Program PL YP di Kayong  Utara ke sekolah-sekolah.

Kami pun berharap, semoga dengan disampaikannya materi tentang orangutan ini, ada tumbuh kecintaan mereka (siswa-siswi) terutama terhadap orangutan dan habitanya (hutan) serta lingkungan yang ada di sekitar mereka.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun