Ruang hidup (habitat hidup berupa hutan) semakin menyempit membuat orangutan semakin sulit untuk berkembang biak. Mengingat, orangutan memerlukan waktu yang lama untuk berkembang biak, memerlukan waktu 6 hingga 8 tahun baru berkembang biak.
Sedangkan sang bayi bersama ibu (induk orangutan) memerlukan waktu yang sama (6-8 tahun) hingga bayi menjadi remaja.
Orangutan memiliki DNA (deoxyribonucleic acid) yang mendekati DNA manusia yaitu 97 % DNA orangutan mirip manusia.
Orangutan Kalimantan (Bornean Orangutan) memiliki 3 subspesies; Pongo pygmaeus pygmaeus, Pongo Pygmaeus Wrumbii, Pongo pygmaeus morio.
Orangutan Kalimantan tersebar di seluruh wilayah Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Orangutan memiliki tiga sub spesies yaitu; Pongo pygmaeus pygmaeus, Pongo wrumbii yang sebarannya di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan di Kalimantan Timur adalah Pongo pygmaeus morio. Sedangkan di luar wilayah Indonesia, orangutan terdapat di Malaysia yaitu di wilayah Sabah; Pongo pygmaeus morio dan di Sarawak; Pongo pygmaeus pygmaeus.
Orangutan Sumatera (Sumatran Orangutan) Orangutan dengan nama latin Pongo abelli, habitat hidupnya di Sumatera. Pada bulan Oktober 2017 lalu, para peneliti dunia menemukan spesies baru orangutan dengan nama Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) habitat hidupnya di Sumatra Utara.
Orangutan masuk dalam daftar satwa yang sangat dilindungi (Critically Endangered/CR) menurut daftar International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Red List.
Orangutan juga masuk dalam daftar satwa dilindungi, menurut UU no 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Lecture di SDN 11 Muara Pawan disampaikan di depan 65 orang  siswa-siswi, kelas 4,5 dan 6.
Sebelumnya juga, Program PL YP telah melakukan lecure di beberapa sekolah seperti di SMP PGRI 03 Muara Pawan dan di MTS Darul Falah. Di SMP PGRI 03 Muara Pawan, siswa-siswi yang hadir adalah 143 orang siswa siswi. Sedangkan di MTS Darul Falah di hadiri oleh 75 orang siswa-siswi.