Tidak sedikit orang bercerita tentangmu Satwa Primata
Juga bertanya tentangmu karena keberadaanmu dan nasibmu saat ini. Keberadaanmu sekarang selalu membuat orang bertanya mengapa denganmu.
Mengapa keberadaanmu saat ini semakin sulit untuk bertahan hidup dan berlanjut?
Bertanya bagaimana caramu bertahan hidup disisa-sisa hidupmu?
Primata, mengapa nasibmu terkadang begitu memilukan?. Aku atau mungkin dirimu pun tidak tahu, entah seperti apa tentangmu yang sebenarnya terjadi.
Banyak fakta bicara tentangmu dan nasibmu seperti kemarin dan hari ini. Habitatmu (rumahmu) berupa hutan tak lagi tersedia seperti sedia kala. Seperti banyak terlihat oleh mata telanjang dan sejauh mata memandang, tajuk-tajuk yang disebut pohon tempat (habitat) hidupmu semakin tumbang dan hilang tak berdaya terkikis menjelang habis. Dengan demikan pula, hutan dan nafas hidupmu satwa sama-sama terancam dan menjadi tanda tanya, apa boleh berlanjut hingga nanti.
Satwa primata engkau sebagai petani mulia pun tanpa pamrih memberi manusia manfaat dari apa yang kalian semai berupa tajuk-tajuk pepohonan dan seisinya yang lain.
Tetapi, dari apa yang engkau semai itu justru membuatmu tak beruntung alias buntung. Tahukah engkau satwa primata? itu yang sungguh-sungguh terjadi sampai hari ini. Lihatlah, seperti tanah dimana tempatmu hidup semakin terjepit terhimpit, habitatmu untuk berkembang biak dan berlanjut entah apa bisa boleh berlanjut jika terus begini.
Dari dulu engkau diburu, dikonsumsi hingga dijual. Sampai kini pun masih kerap terjadi. Mengapa begini? Ada apa denganmu? Jika ku melihatmu primata, sepertinya banyak acuh dan tidak peduli denganmu. Keberlanjutan nafas hidupmu dan kami semua hari ini dan nanti bukankah sama-sama sangat dibutuhkan.
Ada apa sesungguhnya yang terjadi denganmu? Seolah engkau tidak boleh sama sekali berlanjut, tetapi banyak orang pula yang menuntutmu harus berlanjut karena peranmu itu yang begitu berharga sebagai petani yang menyemai tanpa lelah. Engkau sebagai petani, namun jika boleh dikata tidak dianggap.