Aku peladang, peladang yang tak lain adalah petani
Aku atau kami orang di pedalaman Kalimantan sebagian besar adalah peladang maka kami berladang
Karena aku petani maka aku atau kami menanam padi, hingga aku dan engkau boleh makan hingga hari ini
Berladang menjadikan kami selalu ingat budaya yang tak lain tradisi leluhur
 Bagi kami, adanya ladang berarti nafas kami boleh berlanjut
Kami tahu, kami berladang itu sejak dari moyang kami
Kami pun tahu pantangan akan bagaimana kami menjaga rimba raya
Dari dulu kami menjaga hutan, dari hutan juga kami beroleh makan
Demikian pula ketika kami berladang, bukan berarti kami penjahat
Kami tahu cara membuka ladang dengan cara yang bijaksana
Apabila kami berladang tak lupa menanam sebagai bentuk tanggungjawab kami membuat bawas, kampong tamawang dan buah janah
Hutan bagi kami adalah nafas sekaligus rumah kedua ketika berladang
Sudah berabad-abad hidupku, hidup kami berladang dan berdampingan dengan alam, rimba raya/hutan belantara
Dengan berladang kami beroleh padi, beras dan nasi
Nasi adalah makanan pokok kami
Bila tak berladang kami tak makan
Tak ada nasi berarti kami bisa saja aku mati
Salah kah aku atau kami jika kami berladang?
Karena aku sadar, aku atau kami bukan penjahat, walaupun kami membuka lahan tetapi tak seberapa parah karena kami pasti menanam kembali
Kami hanya bingung apabila kami tak berladang kami tak tahu harus makan apa?
Ketapang, 9/3/2020
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H