Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku (Kami) Peladang, Salahkah Jika Aku (Kami) Berladang?

9 Maret 2020   13:39 Diperbarui: 9 Maret 2020   13:44 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto saat masyarakat Simpang ketika menjalankan tradisi menanam padi di ladang. Foto dok : Michael Yundaliza

Aku peladang, peladang yang tak lain adalah petani

Aku atau kami orang di pedalaman Kalimantan sebagian besar adalah peladang maka kami berladang

Karena aku petani maka aku atau kami menanam padi, hingga aku dan engkau boleh makan hingga hari ini

Berladang menjadikan kami selalu ingat budaya yang tak lain tradisi leluhur

 Bagi kami, adanya ladang berarti nafas kami boleh berlanjut

Kami tahu, kami berladang itu sejak dari moyang kami

Kami pun tahu pantangan akan bagaimana kami menjaga rimba raya

Dari dulu kami menjaga hutan, dari hutan juga kami beroleh makan

Demikian pula ketika kami berladang, bukan berarti kami penjahat

Kami tahu cara membuka ladang dengan cara yang bijaksana

Apabila kami berladang tak lupa menanam sebagai bentuk tanggungjawab kami membuat bawas, kampong tamawang dan buah janah

Hutan bagi kami adalah nafas sekaligus rumah kedua ketika berladang

Sudah berabad-abad hidupku, hidup kami berladang dan berdampingan dengan alam, rimba raya/hutan belantara

Dengan berladang kami beroleh padi, beras dan nasi

Nasi adalah makanan pokok kami

Bila tak berladang kami tak makan

Tak ada nasi berarti kami bisa saja aku mati

Salah kah aku atau kami jika kami berladang?

Karena aku sadar, aku atau kami bukan penjahat, walaupun kami membuka lahan tetapi tak seberapa parah karena kami pasti menanam kembali

Kami hanya bingung apabila kami tak berladang kami tak tahu harus makan apa?

Ketapang, 9/3/2020

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun