Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terpasung karena Gawai

29 November 2019   15:35 Diperbarui: 1 Desember 2019   10:09 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terpasung karena Gadjet. Foto dok: TeknoGee

"Ruang Keluarga Sudah Semakin Terpisah Setelah Hadirnya Gadget". Dulu ada lagu mengatakan; mau makan teringat padamu, mau tidur teringat padamu.... Mau apa pun teringat padamu. Semua teringat padamu dan semua karenamu (enatah pacar, orangtua dan keluarga mereka, hubungan dan ruang keluarga masih menjadi satu kesatuan terpenting).

Tetapi sekarang semuanya telah berubah, semua karena Gadget. Sekarang, mau apa-apa teringat gadget (gawai/handphone/smartphone) sehingga ruang keluarga semakin tepisah dan tak terelakan semua saat ini serasa telah terpasung karena Gadjet.

Tak terelakan, saat ini banyak orang yang sudah/semakin terpisah dengan ruang keluarga. Semua terasa sudah semakin asyik dengan gadjet (gawai/handphone/smartphone) masing-masing. Mungkin, gadget adalah raja atau pun dewa setelah Yang Maha Kuasa.

Bangun tidur, mau tidur, mau makan dan lain-lainnya pada keseharian kita mungkin ada diantaranya sebagian besar dihabiskan hanya untuk gagjet. 

Anak kecil berumur 2-4 tahun pun seolah-olah tidak mau kalah karena dihadiahi oleh orangtuanya Handpone. Wow... apakah ini baik? Enatahlah. Ada pula anak-anak yang sudah pandai memainkan gadget sama sibuknya dengan kedua orangtua mereka.

Sehingga tak jarang pula gadjet menggantikan posisi sebagai pengasuh baru anak-anak. Dengan demikian, tak salah kiranya bila ruang keluarga sudah semakin terpisah (semua pada sibuk dengan urusan handphone masing-masing).

Obrolan ayah, ibu dan anak-anak semakin jarang terdengar di ruang makan atau waktu kumpul keluarga (waktu ngumpul untuk saling bercengkrama, bertutur, mendongeng dan bercerita), semua semakin berkurang seiring dengan hadirnya Gadget. Tak jarang, bila anak kecil menangis jika tidak diberi gadjet.

Tak hanya ruang keluarga yang sudah semakin terpisah tetapi berbagai penyebab dari hadirnya gadget sudah siap mendera. Waktu terbuang sia-sia karena asyik dengan Gadget. Mempengaruhi kesehatan menjadi hal lain akibat dari penggunaan gadjet. Lingkungan sosial semakin asing (diskusi dan lain-lainnya) lebih banyak dilakukan tanpa mengenal ruang dan waktu.

Bila boleh dikata, ruang keluarga sudah semakin terampas dengan hadirnya gadjet.  Memang, ini saatnya jaman Now/generasi Z dihadapkan kepada bagaimana kesiapan dari kita (orangtua) menghadapi tantangan saat ini.  

Bayang-bayang dari dampak penggunaan Gadjet sudah begitu nyata sehingga terkadang membuat lepas kendali terutama bagi orangtua yang senang memberi kebebasan bagi anak-anak mereka menggunakan gadjet.

Entah disadari atau tidak, namun yang pasti anak-anak menjadi semakin menjadi terbiasa dengan gadjet dan orangtua seolah melepas begitu saja (tanpa mempertimbangkan baik buruknya). Memang tidak semua orangtua memberikan handphone kepada anak-anak mereka dengan sebebas-bebasnya.

Candu gadjet (gawai/handphone/smartphone) mungkin kata yang cocok untuk dikatakan saat ini. Selain asyik terkadang banyak orang yang lupa karena hadirnya Gadjet.

Gadget seolah atau memang sekarang sudah menjadi segala-galanya sehingga membuat kita lupa akan segalanya karena barang ini.  Mungkin hal ini pun terjadi pada pemuda dan orangtua yang juga tak kalah gilanya kepada gadjet.

Orang bilang pula, hadirnya Gadget membuat kita semakin canggih untuk kreasi tetapi cenderung lupa diri kebanyakan. Tengoklah, gara-gara gadget game merajalela hingga membuat anak-anak/ pemuda hingga lupa waktu untuk diisi dengan hal-hal baik.

Informasi hilir mudik yang tak kenal ruang dan waktu pun menjadi realita tanda tanya kini kepada semua, agar sudah saatnya memilah-milah. Memang, gadget tidak semuanya buruk dan sebaliknya tidak semuanya baik.

Terkadang, saat ini semua dihadapkan dengan satu hal yaitu serba dan salah (serba salah). Serbanya adalah ketika orangtua memberikan handphone/smartphone kepada anak-anak mereka tanpa mengkaji lebih jauh sebab dan akibatnya.

Salahnya, setelah diberikan  kepada anak-anak mereka terkadang luput dari pantauan hingga tak jarang membuat bablas yang tak berujung.

Ruang keluarga sejatinya begitu berharga sayang bila terampas oleh hadirnya gadget. Gaget pun sebetulnya menanti kita untuk memilih dan memilahnya, baik dan buruknya.

Ruang kebebasan bagi anak-anak tidak seharusnya bablas. Perlu benteng bernama orangtua untuk menjadi pembatas.

Ruang keluarga pun menjadi tanda nyata bahwa begitu penting hadir bagi anak-anak mereka untuk saling bertukar cerita, bercengrama dan saling berdiskusi. Dengan harapan gadget tak begitu menjadi masalah jika ia hadir ditengah-tengah kita semua, lebih khusus bagi orangtua yang dengan mudahnya memberi akses mudah kepada anak-anak mereka.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun