Candu gadjet (gawai/handphone/smartphone) mungkin kata yang cocok untuk dikatakan saat ini. Selain asyik terkadang banyak orang yang lupa karena hadirnya Gadjet.
Gadget seolah atau memang sekarang sudah menjadi segala-galanya sehingga membuat kita lupa akan segalanya karena barang ini. Â Mungkin hal ini pun terjadi pada pemuda dan orangtua yang juga tak kalah gilanya kepada gadjet.
Orang bilang pula, hadirnya Gadget membuat kita semakin canggih untuk kreasi tetapi cenderung lupa diri kebanyakan. Tengoklah, gara-gara gadget game merajalela hingga membuat anak-anak/ pemuda hingga lupa waktu untuk diisi dengan hal-hal baik.
Informasi hilir mudik yang tak kenal ruang dan waktu pun menjadi realita tanda tanya kini kepada semua, agar sudah saatnya memilah-milah. Memang, gadget tidak semuanya buruk dan sebaliknya tidak semuanya baik.
Terkadang, saat ini semua dihadapkan dengan satu hal yaitu serba dan salah (serba salah). Serbanya adalah ketika orangtua memberikan handphone/smartphone kepada anak-anak mereka tanpa mengkaji lebih jauh sebab dan akibatnya.
Salahnya, setelah diberikan  kepada anak-anak mereka terkadang luput dari pantauan hingga tak jarang membuat bablas yang tak berujung.
Ruang keluarga sejatinya begitu berharga sayang bila terampas oleh hadirnya gadget. Gaget pun sebetulnya menanti kita untuk memilih dan memilahnya, baik dan buruknya.
Ruang kebebasan bagi anak-anak tidak seharusnya bablas. Perlu benteng bernama orangtua untuk menjadi pembatas.
Ruang keluarga pun menjadi tanda nyata bahwa begitu penting hadir bagi anak-anak mereka untuk saling bertukar cerita, bercengrama dan saling berdiskusi. Dengan harapan gadget tak begitu menjadi masalah jika ia hadir ditengah-tengah kita semua, lebih khusus bagi orangtua yang dengan mudahnya memberi akses mudah kepada anak-anak mereka.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H