Para petani di pedalaman atau di kampung  menggunakan adat dan tradisi (tidak sembarangan membakar/membuka lahan). Mereka (para petani) terlebih dahulu menggunakan ritual tertentu terebih dahulu baru membuka ladang sebagai ijin permisi kepada Duata/Duwata (Sang Pencipta).
Hampir 80% masyarakat adat (Indigenous Peoples) Dayak di Kalimantan mata pencahariannya berladang. Berladang bukan sekedar untuk hidup tapi ladang turut membentuk peradaban orang Dayak. Karena dari membuka lahan hingga akhir panen ada aturan yang hatus ditaati, adatnya inilah yang membentuk kebudayaan Dayak. Tidak benar aktivitas ladang berpindah sama dengan kegiatan merusak hutan. Istitut Dayakologi menyebutkan bahwa sistem ladang berpindah itu sebagai sistem pertanian asli terpadu (integrated indigenous farming system). Bukan ladan gberpindah tetapi ladang bergilir. Selengkapnya disini Â
Bagi masyarakat petani, bertani sudah menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan sejak dulu hingga saat ini yang harus lestari. Dengan bertani maka pemenuhan akan kebutuhan hidup terpenuhi. Hidup dari alam dan makan dari alam. Hargai alam karena ia memberi sumber hidup.Â
Hormati hutan dan tanah air agar ia bisa juga menghormati kita agar kita semua bisa lestari. Ada petani maka kita hingga hari ini bisa menikmati sumber makanan berupa sayur-sayuran dan buah-buahan. Selamat hari petani dan teruslah maju para petani di negeriku.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H