Orangutan tidak seperti burung atau pun binatang lain yang bersarang dan selalu menetap di sarang-sarang mereka. Orangutan hampir dipastikan selalu berpindah sarang setiap harinya.
Apa yang menyebabkan orangutan selalu berpindah sarang setiap harinya?. Ada beberapa alasan yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Satu di antaranya mungkin karena DNA orangutan mendekati DNA manusia sehingga memiliki tingkat kecerdasan maka orangutan ingin selalu higienis.
Ada rasa jijik (tidak ingin sarangnya kotor) mungkin itu kata yang tepat untuk dikatakakan maka ia (orangutan) selalu berpindah sarang setiap harinya (orangutan ingin selalu bersih).
Selain itu, orangutan dikenal sebagai primata yang selalu berpindah-pindah (tidak berdiam di satu tempat). Orangutan selalu menjelajah hutan/berpindah-pindah dari wilayah satu ke wilayah lainnya.
Selanjutnya, orangutan selalu mencari tempat yang selalu dekat dengan pakan (sumber makanan) mereka, dengan demikian mereka akan mendiami wilayah tersebut hingga beberapa hari karena selain sebagai sumber tetapi juga cadangan makanan.
Dengan kata lain, daya jelajah orangutan 10 hingga 20 kilometer setiap harinya sehingga waktu makan di pagi hari dan siang hari dipastikan di wilayah yang berbeda.
Biasanya orangutan jantan atau pun betina selalu menjelajahi hutan dari pohon satu ke pohon lainnya hanya untuk mencari sumber makanan.
Biasanya juga, apabila orangutan jantan menjelajahi hutan satu dari banyak tujuan utamanya mencari makan juga adalah mencari pasangan (mencari orangutan betina) apabila dimusim kawin apa lagi ketika musim buah raya (musim buah melimpah).
Fakta lainnya, orangutan merupakan satwa yang sangat dilindungi dan memiliki peranan penting untuk keberlanjutan nafas semua makhluk hidup dan orangutan juga dikenal sebagai penyebar biji (petani hutan).
Dikhawatirkan apabila jumlah populasi orangutan semakin berkurang maka akan sangat berdampak pada semakin sulitnya tunas-tunas baru pepohonan untuk tumbuh.
Orangutan selain hidup bersih/higienis, ia juga sangat berperan penting bagi makhluk lainnya. Alasanya adalah karena orangutan disebut sebagai spesies payung.
Disebut spesies payung karena apabila orangutan punah maka akan berdampak pula kepada makhluk lainnya (jika orangutan punah maka makhluk lainnya akan mengikuti/punah pula).
Demikian juga sebaliknya, apabila semua makhluk bisa saling harmoni, maka semua bisa abadi selamanya.
Dengan kata lain semua makhluk hidup sangat membutuhkan/memerlukan hutan sebagai sumber dari segalanya agar berlanjut hingga selamanya.
Hilangnya hutan dan orangutan di habitatnya sedikit banyak berdampak kepada tatanan kehidupan manusia. Hilangnya sebagian luasan tutupan hutan akan berdampak kepada tersedianya pakan orangutan, atau pun hilangnya habitat mereka untuk berkembang biak.
Selain itu juga, hilangnya akan berdampak kepada lingkungan lainnya (bencana alam). Hilangnya luasan tutupan hutan akan bermuara kepada sulitnya mendapatkan sumber air bersih, banjir atau pun tanah longsor.
Orangutan perlu hutan, hutan juga perlu orangutan. Demikian juga makhluk lainnya tidak terkecuali manusia sangat memerlukan hutan dan orangutan agar nafas boleh berlanjut.
Apakah kita masih boleh melihat hutan bisa tumbuh dan orangutan masih boleh menyemai biji-bijian hutan?
Jika ya, mari kita jaga dan lindungi mereka.
Semua nafas semua makhluk hidup di muka bumi ini sesungguhnya tergantung bagaimana tugas dari kita semua apakah bisa hidup selalu berdampingan dan bijaksana ataukah semakin serakah dengan sesama kita berupa hutan dan orangutan.
Sebagai harapan, bolehkah kita selamatkan mereka, sebelum mereka tinggal cerita. Lestarikan mereka (hutan dan orangutan) agar  makhluk boleh berlanjut hingga nanti. Bukankah kita semua yang mendiami bumi ini dititahkan untuk selalu hidup berdampingan dan harmoni hingga lestari selamanya.
Petrus Kanisius-Yayasan PalungÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H