Hari lalu hingga hari ini aku masih menengok baliho-baliho dan kampanye pemilu
Baliho itu secara sengaja atau tak sengaja kubaca tentang janji para kandidat
Janji-janji banyak yang menarik  untuk dicermati dan diteliti karena bujuk rayu
Aku, baliho dan pemilu menjadi daya saing untuk merebut memikat sekaligus siasat.
Aku melihat janji-janji manismu kandidat calon wakil rakyat saat musim pemilu tiba
Janji itu semanis gula engkau tawarkan, ku harap tak menjadi tawar ketika dipercaya
Karena ku ingat, janji-janjimu itu kadang tak tertepati bahkan ada yang tersakiti saat engkau menjabat. Itu nyata adanya dan terus bicara dalam bahasanya
Awalnya banyak yang percaya  juga ragu dan berusaha bertanya tentang nada dan kata saat bicara.
Bicara soal janji ketika orasi
Nada kata seolah tak salah tentang hal-hal yang baik
Tak semua buruk dan tak semua baik
Ada janji yang ditepati, ada pula janji yang diingkari
Â
Ku ingat janji-janji yang tertulis di baliho-baliho membentang luas, di ruas-ruas jalan dan itu janjimu menanti ditepati
Kata-katamu kubilang sangat tersusun dan tersruktur baik; janji sejatinya untuk ditepati bukan untuk diingkari
Karena ku takut, takut akan janji yang pernah terucap tetapi tidak terealisasi
Adakah janji untuk pro lingkungan?, berjuang untuk kaum papa dan duafa?. Dan janji-janji lainnya kumenanti bukan korupsi atau duit untuk jual beli janji
Ku hanya tahu di baliho tentang janjimu ketika pemilu
Yang kutahu dan pilu sesak mendera saat banyak terciduk proyek-proyek tangan tak terlihat, itu ada banyak bukti dan terjerat
Ada yang tersangkut dijeruji kala tulah melangkah karena amanah tak dipenuhi karena tingkah perilaku
Mengerinyit seharusnya, tetapi tertawa tetapi fakta gurita gila semakin nyata terlihat
Merenda asa ketika bicara tentang apa yang aku lihat di baliho ketika pemilu
Mungkin yang aku takut, terlalu banyak janji manis membuat orang enggan sekaligus sopan mundur teratur dalam berdemokrasi alias golput.
Tetapi semoga itu tak berlaku,
Yang ku takut lagi, gara-gara perang visi dan misi di baliho saat pemilu berujung saling serang keluarga dan saudara kalut dan ribut
Aku, baliho dan pemilu jangan menjadi sampai menjadi ajang saling serang dan tipu
Aku hanya berharap aku, baliho dan pemilu menjadi perantara pemilih cerdas yang maju.
Ketapang, Kalbar 11 April 2019
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI