Kembali lagi ke pembahasan panen buah atau pun juga musim buah raya, buah durian, buah langsat, buah manggis dan buah cempedak, dan buah mentawak dan buah satar, ini yang primadona selama musim buah berlangsung. Dengan kata lain, buah-buah ini yang menjadi sasaran utama para penikmat buah, karena jarang sekali buah-buah ini dinikmati setiap harinya.
Jika buah durian, itu sangat istimewa sekali. Lundik durian (daging buah durian) selain bisa dinikmati, tetapi juga daring durian bisa diolah menjadi lempok (durian yang diolah/digoreng) dan ada juga yang dibuat sebagai dodol (digoreng dicampur tepung dan gula).Â
Nah, ada lagi yang membuat buah durian sangat diminati, ya karena lundik durian tempoyak bisa diolah menjadi tempoyak (daging durian yang dipermentasikan, setelah sebelumnya lundik durian digarami).
Wah bila dimasak, rasanya maknyus... demikian juga tempoyak sangat enak apabila dicampur dengan ikan baong atau ikan tapah. Hal yang sama tempoyak sangat enak jika dimasak dicampur dengan daging segar. Bolahlah kirannya untuk dicoba, jika ada yang terbiasa makan tempoyak.Â
Keistimewaan dari musim buah durian, jika buahnya bisa dijual tetapi tak laku hingga harga jualnya murah karena banjir buah, para perajin tempoyak berlomba-lomba membelinya dengan harga murah karena mereka memanfaatkan buah durian yang tidak laku tersebut diolah menjadi tempoyak.Â
Dan ternyata, setelah tempoyak jadi, banyak juga yang ingin membeli tempoyak. Satu kilogram tempoyak bisa dihargai (dijual dengan harga 40 ribu hingga 60 ribu rupiah) bahkan harga tempoyak bisa mencapai ratusan ribu jika sudah dikemas dalam ken 5 liter.
Kearifan lokal memang menjadi salah satu langkah atau cara lain bagi masyarakat kampung jika dicermati dengan pola pemahaman mereka dari dulu hingga kini, mereka sudah jauh maju dalam hal pola pikir untuk keberlanjutan serta kelestarian segala sesuatunya tanpa harus terus ketergantungan dengan orang lain.Â
Adanya kampung buah, pemenuhan akan kebutuhan hidup mereka terpenuhi. Selain juga hal terpenting yang mungkin patut untuk kita contoh adalah budaya menanam dan berkebun mereka yang tidak ada matinya. Mereka selalu berpatokan adanya kampong halaman harus pula dipenuhi oleh tanaman pohon buah dan tanaman obat-obatan tradisional.Â
Nah itu sekelumit ceritaku saat saya berkempatan pulang kampung kemarin. Selamat natal dan selamat tahun baru bagi rekan-rekan semua. Maaf baru sempat ucapkan dan maaf baru sempat orat oret, berhubung baru ketemu signal. hehehehe.......
Berharap kearifan lokal masyarakat seperti ini bisa terus berlanjut hingga nanti dan panen buah raya masih boleh kita rasakan hingga selamanya. Semoga juga di tahun-tahun mendatang panen buah raya masih boleh masyarakat kampung nikmati.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung