Lebih lanjut Pak Ari, demikian ia akrab disapa sehari-hari, menerangkan, "Terkait potensi yang ada di Laman Satong lebih khusus potensi Riam Kinjil dan Riam Berasap, dengan syarat masyarakat Laman Satong bisa menjadi role model untuk pengelolaan potensi wisata dan pihak Taman Nasional sangat mendukung itu. makanya Pihak Taman Nasional pun tidak bisa sendiri dalam hal ini tentunya, makanya perlu pelibatan masyarakat dan para pihak".
Masyarakat Desa Laman Satong, Balai Taman Nasional Gunung Palung pun tidak sendiri.
Tropenbos Indonesia, sebagai lembaga pendamping di Desa Laman Satong juga sangat bersemangat dalam rencana pengelolaan ekowisata di Riam Kinjil dan Riam Berasap.
Dalam diskusi ekowisata tersebut, turut hadir dari para pihak antara lain seperti ANJ dan Yayasan ASRI, Pihak Pemerintah Kabupaten Ketapang, Dinas Lingkungan Hidup Ketapang, Perkumpulan Mitra Pembangunan dan Yayasan Palung. Â Hadir pula tokoh masyarakat Laman Satong, Yohanes Terang.
Para pihak yang hadir pun diajak secara bersama-sama dan ditawarkan peran apa yang bisa dilakukan dalam hal pengelolaan ekowisata di Riam Kinjil dan Riam Berasap.
Dalam diskusi ekowisata yang dihadiri oleh para pihak tersebut begitu mengalir, terlebih  masyarakat Laman Satong dan para pemudanya yang menyatakan kesanggupan mereka untuk mengelola ekowisata itu.
Potensi lainnya berdasarkan informasi dari Markus, warga Desa Laman Satong  mengatakan, "yang ada di Riam Kinjil dan Riam Berasap adalah ikan semah tetapi sudah semakin sedikit, dan ada banyak kayu endemik seperti kayu meranti. Ada pula kayu ubah, kempas dan ficus (kayu ara) yang menjadi pakan satwa yang ada dan melimpah di wilayah itu".
Hutan yang berdampingan dengan Riam Kinjil  masih sangat baik. Bahkan kami dalam perjalanan menuju Riam Kinjil kami menemukan pepohonan yang berdiameter cukup besar dan beruntungnya lagi kami melihat sarang orangutan yang tipe D atau E (sarang lama orangutan yang telah ditinggalkan/tidak ditempati lagi oleh orangutan).
Menurut informasi dari warga juga, jika beruntung, di Wilayah Riam Kinjil masih bisa dijumpai ragam satwa seperti kelempiau, enggang, kelasi, dan orangutan.