Sementara itu,  Simon Tampubolon dari Yayasan Palung, Mita dan Erina (mahasiswi magang; mereka adalah mahasiswi penerima beasiswa orangutan Kalimantan/BOCS), pada kesempatan itu, mereka mengajak anak-anak  kelas empat, lima dan enam untuk membuat kreasi barang bekas salah satunya kerajinan tangan (membuat tas dari baju bekas).Â
Pada kesempatan kreasi membuat barang-barang bekas (sesuatu yang tidak terpakai lagi) seperti baju ternyata bisa dimanfaatkan (dikreasikan dan dibuat) menjadi tas. Dalam kreasi tersebut, anak-anak diajak bagaimana membuat tas dari bahan utama baju bekas.Â
Sebelum membuat tas, anak-anak diarahkan dan diajarkan proses bagaimana cara membuat tas dari bahan bekas dalam hal ini baju yang tidak dipakai lagi (baju bekas). Selanjutnya anak-anak dibagi kelompok untuk membuat tas, Â ada tujuh tas yang berhasil anak-anak buat. Ada 3 kegiatan yang kami Yayasan Palung lakukan pada kesempatan edukasi (pendidikan lingkungan) tersebut.
Yang pasti, memeriksakan kesehatan sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat. Pada kesempatan tersebut dari Yayasan ASRI yang hadir antara lain adalah dokter Fitri, Aulia dan Ari (Perawat) dan Bang Faisal juru mudi. Saat berobat/memeriksakan diri, masyarakat tidak harus membayar pakai uang, mereka cukup menukarkan bibit pohon ketika berobat.
Petrus Kanisius (Pit)-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H