Saat Parade berlangsung, terlihat beberapa lampu lampion juga. Foto Ari Co'i
Kembali pada cerita Cap Go Meh dan
kebhinekaan yang terbingkai pada masyarakat yang ada di Kabupaten Ketapang, Kemarin. Acara ini sejatinya tidak lain menjadi sebuah tanda bahwa masyarakat masih sangat menjaga keberagamaman yang menjadi simbol
persatuan hidup berdampingan. Mengingat, masyarakat Tionghoa yang ada di Ketapang menjadi salah satu peranan penting dalam kemajuan wilayah Ketapang hingga sekarang ini terutama dibidang ekonomi.
Keberagaman lainnya dapat dijumpai di Ketapang, Â ketika tahun baru Islam tiba (1Muharam). Biasanya parade budaya juga diselenggarakan dalam bingkai keberagaman. Dimana semua etnis juga terlibat dalam acara kirab budaya.
Ketapang multi etnis, multikultural dalam bingkai keberagaman. Foto dok. Frans Doni
Satu kesatuan dan keberagaman yang terbalut dalam bingkai kebhinekaan sungguh menjadi sebuah tanda indahnya kebersamaan yang ada di Indonesia. Indahnya hidup berdampingan dengan bingkai keberagaman. Tidak hanya
hiburan, namun acara seperti ini merupakan acara merawat tradisi nenek moyang yang harus terus di rawat. Tentunya juga, acara seperti ini menjadi salah satu acara yang bisa diagendakan rutin sebagai wisata bagi masyarakat luas. Semoga saja satu kesatuan ini terus terjalin dan terbingkai baik sebagai keberagaman yang untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai satu kesatuan dan persatuan masyarakat yang ada di Ketapang hingga selamanya.
 Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya