Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(LOMBAPK) Damai, Berdamailah

11 Januari 2017   15:51 Diperbarui: 11 Januari 2017   16:05 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedoman Agar Hidup Damai. Foto dok. Prov Kaltim

Damai, berdamailah Wahai Aku, Kita Semua, Kita Bersama

Bukankah damai itu indah?.

Demikian juga dengan adanya damai sebgaimana yang sering didengungkan,

Damai di bumi damai di hati. Dihatiku, dihatimu, di hati kita semua, kita bersama.

Namun, adakah damai itu di hatiku, kita semua, kita bersama?.

Damai itu tidak lain tentang aku, kita semua, kita bersama. 

Aku sering bertanya tentang diriku, mungkin juga kita semua secara bersama pula kenapa kita jarang berdamai.

Sudahkah aku, kita semua berdamai untuk tidak lagi sering membuat gaduh, hingga mengaduh.

Inginku Damai, karena aku ingat perang yang tak kunjung padam. Bara itu seolah selalu terpercik,

Perang itu terjadi pada diriku, kita semua, kita bersama pula

Perang itu inginku tak lagi dan tak akan terjadi.

Tak sedikit perang yang kumaksud,

Perang terhadap godaan dalam diri,

Perang melawan rasa malas,

Perang itu terkadang pula menjadi perangkap.

Perangkap nafsu tetapi bukan birahi.

Perangkap itu sekiranya kita bisa mengira tentang dokma yang menggila,

Para penjaja iklan, penjaja rokok, penjaja cinta hingga neraka.

Maaf, kata awal menuju damai

Memaafkan diri, memaafkan sesama, memaafkan kita bersama,

Berdamailah dengan hati yang kerap kali emosi hingga egois.

Mengikis para pengungkap hal tabu menjadi seru.

Mungkinkah kita berdamai untuk diri?.

Bagi sesama?. Bagi kita semua?. Bagi Bangsa Indonesia tercinta.

Mengingat damai itu indah sebab bisa membungkus satu kesatuan,

walau berbeda tetapi tetap satu jua.

Indonesia damai dengan semangat kebinekaan

Saling toleransi dalam bingkai

Harmoni satu jiwa bersama, Indonesia Raya

Kesatuan yang utuh untuk saling menghargai semua untuk meraih mencapai damai

Tanpa terkecuali, sayang jika tercerai berai.

Semoga saja..

Logo komunitas Planet Kenthir di Kompasiana
Logo komunitas Planet Kenthir di Kompasiana
Ketapang, Kalbar 11 Januari 2017

By : Petrus Kanisius- Yayasan Palung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun