Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kehidupan

4 Januari 2017   22:55 Diperbarui: 4 Januari 2017   23:06 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut, Sungai dan darat serta gunung itu tak bisa disangkal  sebagai sumber dari segala sumber nafas makhluk hidup dalam menjalani kehidupan

Perahu, pancing dan pukat untuk meraih hasil ikan. Itu para nelayan

Parang, cangkul, penangkin untuk  panen padi. Itu para petani

Karung,  barang-barang, pemikul (pemanggul). Itu buruh

Barang-barang, toko, penjual. Itu para pedagang

Buku, pena dan kapur tulis. Itu para pencari ilmu (pelajar)

Hutan, rimba raya, marga satwa. Itu bumi tempat berlindung, bernaung segala nafas flora dan fauna

Kehidupan adalah hidup untuk meraih dan menggapai arti hidup jika ingin hidup itu berarti

Tetapi, apakah kehidupan benar-benar dimaknai dan dijalani dengan arti sesungguhnya, entahlah?

Kehidupan itu kini,

Kehidupan yang penuh gengsi, glamor, persaingan dan tak jarang melupakan tentang kesederhanaan. Benarkah?

Karena kehidupan kini,

Penuh arogan, sombong dan cenderung tidak tahu diri. Apakah itu iya?

Tentang diri, diriku, dirimu, diri kami, diri kita semua yang terkadang lupa atau sengaja lupa;

Pada kehidupan sesama karena rasa berganti malas tak kentara

Kehidupan tentang segala nafas hidup,

Kehidupan kini hingga nanti

Bolehlah kiranya kita mengasah talenta, tenaga juga rasa untuk saling berbagi tentang kehidupan sejati yang tak lagi serakah, lengah,  tak lagi korupsi tetapi menjadi pribadi yang mawas diri

Yang mungkin pasti nafas hidup dalam menjalani kehidupan sebagai tanda nyata sebagai tanggungjawab pada Sang Kuasa.    

Roda kehidupan seakan tak berhenti berputar dengan lika juga liku, terkadang di atas dan terkadang di bawah

Itu penanda roda kehidupan selalu dinamis

Akankah rona, nada, roda kehidupan bangsa kita boleh maju berkembang dinamis seperti sayap garuda terbang melintasi samudera raya?

Kehidupan pun dihadapkan dengan pilihan-pilihan, tergantung mana yang hendak dipilih dalam ruang dan waktu, hitam atau putih untuk awal dan akhir .

Ketapang,Kalbar, 4 Januari 2017

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun