Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menulis Pesan Kampanye Lingkungan Ternyata Tak Cukup 5W+1H, Tetapi Juga Ada Rumus KFD

13 Desember 2016   19:30 Diperbarui: 13 Desember 2016   19:35 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dian Lestari Pemateri menjelaskan tentang pembuatan kampanye kepada peserta pelatihan beberapa waktu lalu di Pontianak. Foto dok. Yayasan Palung

Ternyata membuat pesan kampanye lingkungan tidak cukup 5 W + 1 H namun juga ternyata harus ada rumus lain sebagai pendukung yaitu Know Feel Do (KFD), setidaknya itu yang dipelajari oleh Penerima Beasiswa Orangutan Kalimantan (BOCS)  beberapa waktu lalu (10-12 Desember 2016), di Pontianak.

Kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari tersebut (10-12 Desember 2016), mengetengahkan training (pelatihan) sekaligus belajar untuk pembuatan pesan kampanye lingkungan. Pengembangan pesan kampanye,  ternyata tidak hanya 5W + 1H; What (Apa), Who (Siapa), Where (Di mana), When (Kapan), Why (Kenapa) dan How (Bagaimana),  tetapi juga pesan yang baik setidaknya harus mewakili unsur know feel do (KFD). Bagaimana dengan rumus KFD?, suatu pesan kampanye ketika dibaca oleh audiens (khalayak/masyarakat luas penerima pesan), pesan tersebut harus dapat membuka pikiran (Know) sehingga harus informatif, menyentuh hati (Feel) ini mengandung kebanggaan ataupun manfaat bagi si audiens jika melaksanakan isi pesan, dan mendorong aksi (Do) ini berarti pesan harus memberikan cara atau jalan untuk si audiens dapat melakukan apa yang diinginkan oleh si pembuat pesan, demikan dipaparkan oleh Mariamah Achmad, dari Yayasan Palung sekaligus sebagai pemateri dalam pelatihan belajar membuat pesan kampanye lingkungan tersebut.

Pada kesempatan tersebut juga peserta diajari tentang materi pengembangan pesan; penyampaian tentang feature (tulisan reportase dari hasil liputan) dan membedakannya dengan Opini (pendapat penulis). Selain itu juga dalam penulisan Caption foto minimal harus memuat 3 W; What (apa), When (kapan), Where (di mana). selain itu Praktek menulis; lead, body dan  isi berita. Selain itu juga berita harus menarik dan penting. Materi pelatihan disampaikan oleh Dian Lestari,  salah seorang Redaktur Tribun Pontianak.

Dian Lestari Pemateri menjelaskan tentang pembuatan kampanye kepada peserta pelatihan beberapa waktu lalu di Pontianak. Foto dok. Yayasan Palung
Dian Lestari Pemateri menjelaskan tentang pembuatan kampanye kepada peserta pelatihan beberapa waktu lalu di Pontianak. Foto dok. Yayasan Palung
Lebih lanjut Dian, sapaan akrabnya sehari-hari menjelaskan juga untuk membuat tulisan tentang lingkungan yang sederhana misalnya pada keseharian kita, sebagai contoh menggunakan kendaraan dan lain sebagainya bisa diangkat menjadi sebuah tulisan jika di bahas atau ditulisan. Seperti menggunakan kendaraan berlebihan berdampak boros energi dan polusi.

Pada saat paktek menulis, diawali dagan menonton film Plant to Energy, studi kasus di Peru. Selanjutnya peserta membuat tulisan dengan harapan peserta memperoleh bahan tulisan dari cerita film tersebut. Dari praktek menulis tersebut, peserta ada yang bisa menulis bagus dan membuat judul bagus; Solusi dari hutan oleh Ridwan dan Pohon energi oleh Victor.

Selanjutnya juga peserta diberikan materi dasar-dasar public speaking. Sebagai pemateri Mariamah Achmad mengingatkan kepada peserta bahwa dalam kampanye konservasi sangat penting untuk berbicara di depan umum dengan baik. Sebagai contoh; Seseorang yang melakukan public speaking (berbicara didepan orang banyak)  sering kali dilihat dari bahasa tubuh, vocal dan intonasi, artikulasi jelas dan pandangan mata harus ke audiens.

Peserta pelatihan saat kuis tentang orangutan yang dipandu oleh Ranti Naruri. Foto dok. Yayasan Palung
Peserta pelatihan saat kuis tentang orangutan yang dipandu oleh Ranti Naruri. Foto dok. Yayasan Palung
Selain itu juga, peserta pelatihan diwajibkan untuk bercerita (personal story) tentang suka duka kuliah dan saling berbagi hal-hal postif menjawab tantangan saat kuliah. Peserta juga melakukan praktek pendidikan lingkungan; materi telah disiapkan oleh mereka sebelum kegiatan. Medianya; Power point bagi  BOCS yang baru dan BOCS yang lama menggunakan media; plano, meta plan dan mengambar. Peserta yang presentasi wajib mengajukan dua  pertanyaan kunci tentang materi dan menjawab pertanyaan dan peserta lain wajib menanggapi. Mereka juga saling menilai satu sama lainnya dgn menggunakan lembaran penilaian.

                Belajar kampanye dilanjutkan dengan materi Klinik BOCS seperti; laporan BOCS, semacam menyatukan persepsi sekaligus mengevaluasi tentang laporan perkembangan penerima BOCS pada setiap semesternya. Yang isinya antara lain, bgm mengedit foto yg baik, isi laporan perbagian membuatnya lebih baik, penamaan file laporan yang diseragamkan dan admistrasi keuangan BOCS dan dilanjutkan dengan kuis materi orangutan dan habitat yang tujuannya, untuk mengecek kedalaman pengetahuan dan wawasan   penerima bocs tentang orangutan dan haitatnya.

Peserta penerima beasiswa orangutan Kalimantan yang ikut hadir dalam pelatihan belajar pembuatan pesan kampanye beberapa waktu lalu di Pontianak. Foto dok Yayasan Palung
Peserta penerima beasiswa orangutan Kalimantan yang ikut hadir dalam pelatihan belajar pembuatan pesan kampanye beberapa waktu lalu di Pontianak. Foto dok Yayasan Palung
Setelah itu, mereka membuat pesan dengan kaidah KFD secara individu, juga membuat desain media kampanye berupa kaos berisi pesan KFD serta komik (fotonovela) untuk rekrutmen penerima BOCS 2017.

Mariamah Achmad atau biasa disapa Mayi sebagai salah satu Fasilitator sekaligus penanggungjawab training ini mengatakan, “training ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas para penerima BOCS, agar mereka dapat menjadi generasi penerus konservasi”.

Kegiatan yang diikuti oleh 17 peserta dari 19 penerima beasiswa orangutan Kalimantan tersebut berjalan sesuai rencana dan training diakhiri dengan evaluasi dan rencana tindak lanjut yang fasilitasi oleh Ranti.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun