Ternyata membuat pesan kampanye lingkungan tidak cukup 5 W + 1 H namun juga ternyata harus ada rumus lain sebagai pendukung yaitu Know Feel Do (KFD), setidaknya itu yang dipelajari oleh Penerima Beasiswa Orangutan Kalimantan (BOCS) beberapa waktu lalu (10-12 Desember 2016), di Pontianak.
Kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari tersebut (10-12 Desember 2016), mengetengahkan training (pelatihan) sekaligus belajar untuk pembuatan pesan kampanye lingkungan. Pengembangan pesan kampanye, ternyata tidak hanya 5W + 1H; What (Apa), Who (Siapa), Where (Di mana), When (Kapan), Why (Kenapa) dan How (Bagaimana), tetapi juga pesan yang baik setidaknya harus mewakili unsur know feel do (KFD). Bagaimana dengan rumus KFD?, suatu pesan kampanye ketika dibaca oleh audiens (khalayak/masyarakat luas penerima pesan), pesan tersebut harus dapat membuka pikiran (Know) sehingga harus informatif, menyentuh hati (Feel) ini mengandung kebanggaan ataupun manfaat bagi si audiens jika melaksanakan isi pesan, dan mendorong aksi (Do) ini berarti pesan harus memberikan cara atau jalan untuk si audiens dapat melakukan apa yang diinginkan oleh si pembuat pesan, demikan dipaparkan oleh Mariamah Achmad, dari Yayasan Palung sekaligus sebagai pemateri dalam pelatihan belajar membuat pesan kampanye lingkungan tersebut.
Pada kesempatan tersebut juga peserta diajari tentang materi pengembangan pesan; penyampaian tentang feature (tulisan reportase dari hasil liputan) dan membedakannya dengan Opini (pendapat penulis). Selain itu juga dalam penulisan Caption foto minimal harus memuat 3 W; What (apa), When (kapan), Where (di mana). selain itu Praktek menulis; lead, body dan isi berita. Selain itu juga berita harus menarik dan penting. Materi pelatihan disampaikan oleh Dian Lestari, salah seorang Redaktur Tribun Pontianak.
Pada saat paktek menulis, diawali dagan menonton film Plant to Energy, studi kasus di Peru. Selanjutnya peserta membuat tulisan dengan harapan peserta memperoleh bahan tulisan dari cerita film tersebut. Dari praktek menulis tersebut, peserta ada yang bisa menulis bagus dan membuat judul bagus; Solusi dari hutan oleh Ridwan dan Pohon energi oleh Victor.
Selanjutnya juga peserta diberikan materi dasar-dasar public speaking. Sebagai pemateri Mariamah Achmad mengingatkan kepada peserta bahwa dalam kampanye konservasi sangat penting untuk berbicara di depan umum dengan baik. Sebagai contoh; Seseorang yang melakukan public speaking (berbicara didepan orang banyak) sering kali dilihat dari bahasa tubuh, vocal dan intonasi, artikulasi jelas dan pandangan mata harus ke audiens.
Belajar kampanye dilanjutkan dengan materi Klinik BOCS seperti; laporan BOCS, semacam menyatukan persepsi sekaligus mengevaluasi tentang laporan perkembangan penerima BOCS pada setiap semesternya. Yang isinya antara lain, bgm mengedit foto yg baik, isi laporan perbagian membuatnya lebih baik, penamaan file laporan yang diseragamkan dan admistrasi keuangan BOCS dan dilanjutkan dengan kuis materi orangutan dan habitat yang tujuannya, untuk mengecek kedalaman pengetahuan dan wawasan penerima bocs tentang orangutan dan haitatnya.
Mariamah Achmad atau biasa disapa Mayi sebagai salah satu Fasilitator sekaligus penanggungjawab training ini mengatakan, “training ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas para penerima BOCS, agar mereka dapat menjadi generasi penerus konservasi”.
Kegiatan yang diikuti oleh 17 peserta dari 19 penerima beasiswa orangutan Kalimantan tersebut berjalan sesuai rencana dan training diakhiri dengan evaluasi dan rencana tindak lanjut yang fasilitasi oleh Ranti.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H