Seperti meronta-ronta, disulut mengerang tanpa daya,dijilati entah sakit atau tidak aku yang merasakannya.
Musim berganti musim,
Bila musim kemarau tiba, itu pasti terjadi.
Bara itu ada pasti ada yang menyulut,
Hutan belantara, begitu orang menyebutku.
Banyak orang menyalahkanku ketika aku dibakar, disulut hingga menjadi bara.
Bara itu membakar kulit, tubuh, rambutku.
Menjalar menyebar diakar-akar perlahan hingga cepat menyebar tak rudu (tak tentu arah),
Apa salahku, Salah kah aku?. atau siapa yang salah?. Tanpa untuk saling menyalahkan.
Aku berdiri kokoh,banyak yang bilang aku sebagai penopang.
Tetapi mengapa aku ditebang, dikulit hingga disayat-sayat berubang.