Mengalir dari hulu ke hilir sampai jauh,
Menggenang setiap sudut-sudut pelosok negeri,
Dalam, dangkal hingga ada yang mulai kering menjelang kerontang.
Ku selalu dinanti untuk penyambung tali nafas, penguat kuat akar berdiri kokoh.
Pelepas dahaga, penyegar, penyejuk alami. Hadirku tak lepas dari adanya rimba raya yang menyerap dan menampungku.
Pelepas dahaga segenap bernyawa dalam menjalani saban waktu.
Penyejuk alami dalam panas terik pembakar kulit.
Pembasuh keringat yang membalut tubuh.
Pencuci, pembersih segenap kotoran.
Pelarut  racun, pembentuk sel-sel baik.
Penyedia manfaat bagi seluruh ragam makhluk hidup.
Entah, apa jadinya jika aku tidak ada tersedia. Mengingat, aku sudah semakin keruh berbau di beberapa penjuru.
Hadirku, mungkin selamanya akan selalu dinanti.
Aku dijuluki sebagai sebagai sumber hidup,
Aku adalah air, air kehidupan. Semoga aku bisa tetap ada hingga selamanya bersama lestarinya semua nafas untuk terus berlanjut.
Ketapang, Kalbar, 18 Juli 2016
By : Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H