Dari lahir hingga akhir nafas, nafas segala bernyawa. Inginku mengadu, tetapi bukan untuk adu domba.
Mengadu bukan berarti dokma, bukan berarti menyabung, mengadukan, beradu, aduan atau mendakwa.
Tidak berarti pasrah, tidak pula untuk menyerah,
Namun, tak lebih hanya sekedar diskusi bukan berkelahi tanpa solusi,
Ini soal nafas segala bernyawa,
Terkungkung dalam liang pondok ladang, di hutan tak lagi  rimba, rimbun atau raya.
Terhimpit, terjepit dalam parung, jurang yang dalam.
Merintih, tertatih, letih dalam doa menati harap,
Menyibak rasa dalam relung kalbu tak kunjung datang,
Keras, lembut berpadu menyatu tak ubah seperti duri dalam daging,
Kokoh berdiri, rebah sama; tetap saja terkulai layu, tersemai diserbu si jago merah,