Di wilayah Indonesia, setidaknya Kalimantan merupakan surga bagi tanaman ini. Kekhususan tanaman ini tidak hanya karena  disebut karnivora, tetapi juga mimiliki kekhasan sekaligus cantik. Tanaman apakah itu?.
Ya, masyarakat di Kalimantan menyebutnya adalah tanaman pemakan serangga, pemakan ulat dan terkadang juga kodok menjadi terperangkap pada tanaman tersebut. Sejatinya, tanaman tersebut tidaklah memakan, namun menjadi perangkap bagi serangga, ulat ataupun kodok yang secara sengaja ataupun sengaja masuk dalam kantong tanaman tersebut.
Banyak orang menyebut dan mengenal tanaman ini dengan nama dan sebutan kantong semar atau entuyut atau lebih dikenal dengan Nepenthes,sp.
Maka dengan demikian, banyak orang mengatakan tanaman tersebut sebagai tanaman pemakan atau di sebut carnivora (carnivorous plant), karena hidup di daerah yang minim unsur nitrat dan fosfat. Sebagai karnivora tumbuhan ini menpunyai alat perangkap serangga berupa kantung atau periuk, yang merupakan perubahan bentuk dari ujung daun.
Untuk mencerna mangsanya tumbuhan ini mempunyai enzim pemecah protein atau zat kimia di dalam kantongnya. Sisa-sisa serangga yang dicernanya, dibiarkannya semut-semut memakannya, sehingga antara semut dan kantong semar terjadi simbiosis mutualisme (saling memerlukan satu sama lainnya). Karena, serangga ataupun ulat menjadikan kantong semar sebagai rumah mereka. Demikian juga halnya dengan kodok kecil, memerlukan kantong semar karena di dalam kantong tersebut ada airnya.
Selain itu juga, kantong semar melalukan fotosintesis untuk menghasilkan zat makanan berupa glukosa pada pangkal batang yang berbentuk pipih berwarna hijau.
Adapun habitat hidup dari tumbuhan ini adalah di daerah hutan hujan tropis yang hidup dan tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi (pegunungan) seperti wilayah Kalimantan dan Sumatera di Indonesia, terdapat pula di wilayah Asia Tenggara dan Wilayah China bagian Utara.
Saat ini, tanaman ini termasuk disenangi karena memiliki kekhasan dan tentunya menarik dan dibudidayakan sebagai tanaman hias. Hampir semua data dari berbagai sumber menyebutkan bahwa, dari keseluruhan sebaran kantong semar (Nephentes), terdapat 82 jenis. 64 jenis diantaranya terdapat di wilayah Kalimantan dan Sumatera.
Beberapa jenis tanaman kantong semar termasuk dalam kategori dilindungi sepertiNepenthes gracilis di wilayah Sumatera, karena diantaranya sudah sangat sulit dijumpai dihabitat hidupnya karena banyak faktor, diantaranya adalah karena alih fungsi lahan.
Seperti di Wilayah Kalimantan, habitat hidup dari kantong semar salah satunya terdapat di Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Mengingat, di TNGP ada delapan tipe ekosistem hutan, yang sebelumnya hanya terdapat tujuh tipe ekosistem hutan.
Ke tujuh ekosistem tersebut adalah Hutan Rawa gambut di ketinggian 5-10 mdpl, Hutan Rawa Air Tawar di ketinggian 5-10 mdpl, Hutan Tanah Alluvial di ketinggian 5-50 mdpl, Hutan Batu Berpasir Dataran Rendah di ketinggian 20-200 mdpl, Hutan Granit Dataran Rendah di ketinggian 200-400 mdpl, Hutan Granit Dataran Tinggi di ketinggian 350 - 800 mdpl dan Hutan Pegunungan di ketinggian 750-1.100 mdpl (Marshall, Andrew J, 2008), kini bertambah dengan adanya ditemukan Hutan Kerangas yang paling sedikit luasannya yaitu 7,6 ha dari total luas Cabang Panti.
Delapan tipe ekosistem hutan tersebut berada di lokasi penelitian sekitar 2100 hektar yang mencakup delapan tipe ekosistem yang dibedakan oleh elevasi, tanah dan drainase. Dari beragam tipe ekosistem hutan tersebut, di Gunung Palung, habitat hidup tumbuhan kantong semar banyak terdapat di tipe hutan pegunungan.
Berikut beberapa foto kantong semar yang berhasil diabadikan saat melakukan kuliah lapangan di Gunung Palung :
By : Petrus Kanisius- Yayasan Palung
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H