Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rimbunku Dulu, Kini Luluh Layu Berharap Rimbun Seperti Sedia Kala

1 Maret 2016   09:56 Diperbarui: 1 Maret 2016   10:09 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rimbunku banyak menghendaki, namun bilaku rimbun menjelang dewasa tak sedikit menginginiku ibarat bunga desa yang indah parasnya demikian tubuh dan rimbunnya aku,

Aku pelindung namun tak dilindung,

Aku penjaga namun tak dijaga,

Aku penghalau deru deras jika rintik itu tiba,

Rimbunku kini semakin botak, rontok dan terus rontok,

Rumahmu, rumahku rumah kita semua itu harusnya.

Tetapi,

Kini, hari ini dan nanti terus dinanti juga diminati

Berlari aku tidak mungkin, berdiam, menahan tanpa melawan jika didera

Aku tidak melawan tetapi aku dituduh biang penyebab bila terjadi bencana.

Aku menjerit menangis dalam diam, dalam rupa sahabat menangis dalam rinai rintik tak kunjung berhenti, aku berlinang  menghampiri memberi kabar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun