Rimbunku banyak menghendaki, namun bilaku rimbun menjelang dewasa tak sedikit menginginiku ibarat bunga desa yang indah parasnya demikian tubuh dan rimbunnya aku,
Aku pelindung namun tak dilindung,
Aku penjaga namun tak dijaga,
Aku penghalau deru deras jika rintik itu tiba,
Rimbunku kini semakin botak, rontok dan terus rontok,
Rumahmu, rumahku rumah kita semua itu harusnya.
Tetapi,
Kini, hari ini dan nanti terus dinanti juga diminati
Berlari aku tidak mungkin, berdiam, menahan tanpa melawan jika didera
Aku tidak melawan tetapi aku dituduh biang penyebab bila terjadi bencana.
Aku menjerit menangis dalam diam, dalam rupa sahabat menangis dalam rinai rintik tak kunjung berhenti, aku berlinang  menghampiri memberi kabar