Bunga berseri. Foto dok.Pit
Rinduku itu kepada;
Segala nafas yang ada di bumi
Tentang; Â
Hutan yang teduh
Krena kini;
 Manusia yang sulit diterka (menyayangi dan ada juga yang menyakiti)
Kepada;
Semua jenis burung, Satwa, ikan, reptil, tumbuhan yang ada di muka bumi (darat dan laut)
Rinduku membuncah menyapa;
Bagaimana kabarmu semua sekarang?
Baik-baik saja kah atau kurang baik atau bahkan tidak baik?
Rinduku kini hanya menyapa lewat mimpi semalam;
Tentang;
Haru biru bumi menangis, terhempas saat kemarau tiba bunga dan rumput layu. Merindu tumbuhnya rumput, semerbak mekanya  bunga tumbuh berseri kala hujan menjelang dan datang.
Karena,
Rimba raya yang terus meringis kesakitan
Saban hari  di bumi terus menjadi; Segenap isi bumi digilas, melindas, menipu, merampok, merampas, membunuh, mendogma,  mengerat, sekarat kepada semua sesamanya.
Rindu itu kembali menjadi bayang tetapi juga terkadang tampak nyata.
Rinduku, rindumu dan rindu semua juga.
Berharap bumi ini kembali pulih dari sakit deritanya untuk menyapa kita semua untuk kembali peduli.
Tidak harus kaya, tidak juga harus miskin atau apapun (semua sama) bersama untuk meraih rinduku, rindumu dan rindu semua akan indahnya isi bumi dengan penuh rasa iba dan saling melindungi dan damai berseri.
@08/12/2015, Menjelang senja, Ketapang, Kalbar.
By : Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H