Foto pemandangan lautan sampah di Pantai Pulau Datok. Foto dok. Cassie Freund/YP
Setumpuk sampah itu kian bertambah banyak, sama halnya dengan semakin bertambahnya para pengunjung yang menghampiri, sesekali ombak kecil menghampiri bibir pantai dan membawanya ke lautan atau menepikannya dibibir Pantai seperti di tempat wisata Pantai Pulau Datok.
Kasian, lautan sampah tersisa di Pantai Datok seiring ramainya pengunjung. Mungkin kata itu yang kurang lebih bisa dikatakan. Tidak heran, seperti biasa menjelang ataupun setelah hari raya (hari raya apapun) dan setiap akhir pekan ataupun hari biasanya kawasan wisata Pantai Pulau Datok yang berada di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar selalu ramai dipadati pengunjung dari dan luar kota untuk berlibur.
Hadirnya para pengunujung tidak lain karena ingin menikmati keindahan pantai atau dengan kata lain untuk bertamasya ataupun berlibur berkumpul bersama keluarga. Namun, ternyata kehadiran para pengunjung cukup banyak menyisakan setumpuk sampah atau lebih lazimnya lautan dibeberapa kawasan tersebut.
Benar saja, tempat sampah (tong sampah) yang tersedia hampir terletak dibeberapa sudut kawasan itu sepertinya hanya sebatas kotak sampah pajangan saja. Tidak banyak pengunjung yang menempatkan sampah dari sisa-sisa makanan, minuman atau pun bungkusan cemilan ke tempat sampah. Hampir dipastikan sampah dibuang begitu saja dan dibiarkan tergeletak dibibir pantai dan ditepi-tepi jalan sekitar pantai.
Salah seorang putra daerah asal Desa Harapan Mulia, Kecamatan Sukadana, Abdul Samad (28) menuturkan, sejatinya Pantai Pulau Datok yang menarik, indah dan menjadi pilihan utama bagi para pengunjung atau pelancong dari dalam dan luar kota sayang jika menjadi lautan sampah. Lebih lanjut pria yang sehari-hari disapa Samad tersebut menceritakan; pemandangan lautan sampah berbaur menjadi satu dengan air laut pantai, tidak jarang bau menyengat, amis, busuk, masam sesekali menyengat hidung saat melintasi wilayah itu, kemarin (22/7/2015).
Tidak hanya di Pantai Pulau Datok tetapi juga terjadi di beberapa tempat lainnya seperti Pantai Air Mata Permai (Pantai Air Mati), Pantai Tanjung Belandang di Kabupaten Ketapang.
Lautan sampah itu seolah berpadu menjadi satu. Sampah plastik dari wadah (tempat makanan), aneka botol dan bungkusan cemilan dan gelas minuman menghiasi bak pemandangan baru namun sayang sepertinya lautan sampah itu tak jarang menyengat hidung. Terlihat beberapa ikan terlihat telah terlentang tak benyawa.
Sepertinya, sebuah ajaran dan ajakan yang menyatakan ; kebersihan sebagian dari iman layak untuk diterapkan demi kenyamanan dan kebersihan di Pantai Datok dan beberapa pantai lainnya saat fajar pagi hingga senja menyapa.
Beberapa hal yang mungkin menjadi usulan dan pertanyaan kita semua saat ini yang mudah-mudahan bisa dijadikan untuk pembahasan bersama :
1. Mungkin di Pantai Pulau Datok perlu ajakan atau himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya, Plang/ brosur untuk larangan buang sampah sembarangan.
2. Sepertinya perlu sosialisasi oleh berbagai instansi pemerintah ataupun swasta untuk peduli sampah.
3. Mengharapkan adanya petugas pemantau kebersihan untuk mengingatkan dan memberikan arahan kepada pengunjung untuk peka (peduli) sampah.
4. Menginginkan ada gerakan peduli sampah saat pengunjung penuh (ramai pengunjung).
5. Apakah di dalam pengelolaan kawasan wisata Pantai Pulau Datok perlu peraturan daerah (perda)?. Perlu adanya kejelasan instansi mana saja yang berhak mengelola Pantai Pulau Datok.
6. Kepedulian dan kesadaran dari seluruh pengunjung sangat diharapkan mengingat Pulau Datok yang cantik sayang untuk dikotori.
Tidak untuk saling menyalahkan satu dengan yang lainnya, namun sejatinya pantai Pulau Datok menjadi milik semua untuk selalu dijaga terutama kebersihan. Satu-satunya harapan semoga saja semua yang mengunjungi Pantai Pulau Datok memperhatikan dan peduli akan sampah. Mengingat, pantai yang bersih dan terbebas dari sampah menjadi prioritas utama bagi penarik minat pengunjung untuk berkunjung terutama kenyamanan saat menikmati suasana dan panorama. Sayang jika pantai yang indah dihiasi lautan sampah. Semoga saja ada solusi untuk hal ini.
By : Petrus Kanisius ‘Pit’- Yayasan Palung
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H