"Untuk mengakses arsip-arsip bersejarah tadi, ada namanya sistem jaringan kearsipan secara nasional, hal ini untuk mempermudah pencarian. Hal lain mahasiswa dan peneliti ini datang langsung ke layanan arsip di Dispus arsip)," kata Nurdin.
Perlu di informasikan, kata Nurdin, disini ada arsip-arsip yang umurnya sudah cukup tua, boleh dikatakan kuno, yakni tahun 1826, sebut saja arsip naskah Selayar, dalam bentuk tulisan bahasa belanda dan sudah diterjemahkan ke bahasa indonesia, ini luar biasa, ternyata sejak dahulu nenek-nenek kita, khususnya di Selayar sudah menyimpan arsip.
"Terkait restorasi arsip ini menggunakan bahan-bahan seperti, Metyl selulosa, Calsium carbonat dan air aquades atau air suling. Ketiga bahan digabung, nanti hasilnya seperti lem cair. Arsip-arsip yang telah di laminasi ini, mampu bertahan lama, karena tidak lagi diganggu rayap," urai Nurdin.
"Untuk proses laminasi harus memakai masker dan memakai sarung tangan karet," tambahnya.
Ketika disinggung perihal pulau Ligitan dan Sipadan, Nurdin sedikit enggan menjawab. Lanjutnya, lugas, karena arsip-arsip kita tidak ada. "Olehnya itu, rakyat harus peka terhadap arsip," sambung dia.
"Jangan cerita pula Ligitan dan Sipadan, mari kita cerita sedikit cerita Mattoangin. Hampir setiap saat stadion Mattoangin dikomplain milik seseorang," imbuh Nurdin.
Untungnya, sambung dia, pendahulu-pendahulu kita sempat menyelamatkan arsip-arsip terkait stadion Mattoanging yang berkaitan dengan tanah dan pembangunan Stadion Mattoangin.Â
Setelah Andi Mattalatta yang pada saat itu sebagai Ketua KONI meninggal, bernunculan sengketa tanah Stadion Mattoanging yang mengatasnamakan orang tuanya. Lalu, kata Nurdin meneruskan kisahnya.Â
"Selanjutnya, sengketa tanah di Bulukumba, arsip-arsipnya ada di sini," tandas Nurdin.
"Arsip dikatakan penting ketika ada masalah, ketika tidak ada masalah arsip tidak penting. Tentu tidak demikian, dalam kondisi apapun keberadaan arsip-arsip ini sangat penting. Berbicara arsip itu bicara sejarah," pesan Nurdin.
Bekerja di arsip itu harus ikhlas, Nurdin menegaskan, mari kita bersemangat, karena saya berprinsip berdasarkan pengalaman, ketika yang lain mengatakan bekerja di arsip itu pekerjaan yang tidak WOW gitu.