Bagi pelatih, hasil itu buat menilai pemainnya sudah sejauh mana progres pemain diatas lapangan untuk menjalankan taktik dari pelatih.
Sulitnya, kita di Indonesia ketika kita mengkritik permainan timnas Indonesia atau mengkritik pelatih, banyak yang akan marah, bahkan dikiranya si jago bermain sepakbola, dan memang faktanya harus ada orang yang kritis. Kritis bukan berarti membenci, apatis, bukan juga berdasarkan suka atau tidak suka, bukan itu tujuannya memberi kritik selain optimis melihat juga membangkitkan kejayaan sepakbola Indonesa.
Kami mengapresiasi jerih payah pemain dan pelatih STY, setelah melihat hasil  melawan Libya saya kecewa dan sedih. Namun demikian saya tetap mendukung perjuangan Timnas Sepakbola Indonesia bertanding dikancah Asia bahkan Dunia.
Ketika melihat hasil pertandingan uji coba saja bermainnya tegang, demam panggung, banyak melakukan kesalahan hasilnya dilibas Libya. Apalagi nanti bermain resmi, penonton memenuhi stadion tentu akan beda suasananya, ada faktor mental juga disana.
Kesulitan timnas Indonesia adalah bermain kolektif, karena tidak ada pola dan taktik permainan yang diberikan pelatih. Indonesia main tidak taktis, sementara Libya bermain dengan pola yang pas antar pemain untuk memenangkan pertandingan, meski menag Libya nggak dapat poin karena bukan pertandingan FIFA. Kekalahan ini bukan masalah FIFA matchday atau bukan FIFA matcday. Tapi pertandingan selanjutnya FIFA matchday. Persoalannya ini adalah pertandingan uji coba agar pemain dari Tim Nasional Indonesia bisa siap di laga Piala Asia, selanjutnya pelatih
Shin Tae-yong (STY) juga bisa mengevaluasi pemainnya dan dilaga kedua melawan Libya, timnas Garuda Indonesia bisa bermain taktis, karena tanpa taktik jangan mimpi Timnas akan mendapat satu poin pun di Piala Asia, jangan hanya berharap dari faktor keberuntungan. Kenapa dalam uji coba, Jepang membantai Thailand 5-0, karena mereka serius dan bermain taktis dalam rangka persiapan Piala Asia, jadi mau lawannya lemah, mau lawannya kuat Jepang tetap serius, kalau bisa menang kenapa nggak dilakukan.
Pertandingan uji coba itu juga penting bagi pelatih termasuk Shin Tae-yong (STY), pria kelahiran 11 Mei 1970 ini, jika saja pemain Indonesia bermain secara terstruktur, andaipun kalah, kalahnya tidak kalah telak dan seharusnya banyak menciptakan lebih banyak peluang, karena dalam sepakbola kalau mau menang, harus banyak menciptakan peluang dan memanfaatkan sejumlah peluang untuk mencetak gol dan meraih kemenangan disetiap pertandingan.
Â
Oke, Indonesia memang kalah telak 0-4
dari Libya melalui Ahmed Ekrawa (25') Omar Alkhoja (54'), Nouradin Elgelaib (89'), dan Alaa Alqijdar (90+1')
pada uji coba pertama. Diharapkan di laga kedua Indonesia bisa bangkit, ndak bisa menang tidak masalah, seri pun nggak masalah, kalaupun kalah ndak masalah, tapi jangan kalah telak. Kalau kalah telak lagi tentu berdampak psikologis kepada para pemain. Ayo bermain penuh semangat juang dan bangkit dipertandingan berikutnya.
Salam sepak bola, tidak ada pukulan, tidak ada politik, murni hanya olahraga sepak bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H