Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Terima Kasih, Renovasi Urung Rampung Rumah Bocor-Bocor

26 November 2023   16:13 Diperbarui: 27 November 2023   19:26 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan tembok belum Diplester (dokpri/Subhan)

Saat akan merenovasi rumah, terkadang ada saja hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Misalnya, dijanji-janji manis oleh "oknum" tukang yang merangkap pengawas, yang menyebabkan renovasi rumah akhirnya mangkrak, akibatnya kami harus mencari tukang baru lagi, sehingga biaya renovasinya membengkak. Terlebih lagi jika merenovasi rumah memakai bantuan tukang profesional, seperti menggunakan jasa kontraktor, jujur saja kami tidak sanggup. Terlebih rumah kami hanya berukuran 7×14 meter persegi.

Betul banget, menggunakan tukang atau bukan jasa profesional memang ditanggung oleh pemilik rumah ketika melakukan renovasi. Jika terjadi apa, seperti ditinggal begitu saja oleh tukang atau pekerjaannya yang memakan waktu lama, pemilik rumah tidak bisa menuntut tukang tersebut. Sebab, tidak ada perjanjian hitam diatas putih, kecuali kepercayaan terhadap tukang tersebut.

Harapan terbesar kami saat ini adalah menemukan tukang bangunan yang profesional ketika bekerja. Tidak semata-mata mementingkan keuntungan semata, namun tukang bangunan yang mempunyai etika baik serta bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.

Pasalnya, kami sudah kedua kalinya mendapatkan tukang bangunan kerjanya terbilang asal-asalan, sekarang mengalaminya untuk ketiga kalinya, hal itu bisa dilihat dari hasil yang dikerjakannya.

Plapon nyaris roboh dan kalau hujan bocor-bocor (Dokpri/Subhan)
Plapon nyaris roboh dan kalau hujan bocor-bocor (Dokpri/Subhan)


Memang uang masih menjadi "primadona" bagi mereka, sebab jaman sekarang ini uang "maha kuasa" menyelesaikan masalah dalam merenovasi rumah. Hal itu tidak jadi soal, kalau tukang bangunan itu kerjanya rajin dan hasilnya memuaskan pemilik rumah. Sebaliknya, apabila hasilnya tidak sesuai ekspektasi tentu membuat pemilik rumah enggan memanggilnya kembali. Tidak hanya membutuhkan tukang bangunan yang memikirkan untung semata, tapi juga rajin, terampil dalam membangun rumah. Selain itu, mencari tukang bangunan pekerjaannya rapi tapi cepat dan jujur dalam mengerjakan tugasnya, tidaklah mudah.

Jangan sampai hasil pekerjaannya tidak memuaskan seperti yang terjadi pada rumah kami. Padahal hanya sedikit sekali, dibandingkan membangun rumah dari nol. Hasil pekerjaan tukang bangunan yang tidak profesional betul-betul membuat kami jengkel dan kecewa. Padahal kami sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk merenovasi rumah tua yang memang membutuhkan polesan dari tangan ahlinya dan bukan tukang asal-asalan. Melalui pemborongnya, mereka sudah kami bayar full tanpa kas bon. Berarti urusannya dengan bosnya dong.

Tembok Rumah Lantai 2 terkena rembesan air hujan (Dokpri/Subhan)
Tembok Rumah Lantai 2 terkena rembesan air hujan (Dokpri/Subhan)

Meski menyisakan tembok bagian luar yang belum diplester dan dilapisi cat anti bocor, namun beberapa ruangan yang sudah dikerjakan itu hasilnya terbilang rapi, tapi kenapa belakangan ini selalu mengulur waktu, benar-benar merusak mood kami, bahkan menguras kesabaran kami. Boleh jadi, ada proyek pembangunan rumah lain selain rumah kami, sehingga renovasi rumah kami urung rampung, akibtnya kalau hujan masih bocor.

Kesabaran kami pun habis, barang-barang alias peralatan "oknum" tukang bangunan tadi dikembalikan ke empunya pada Rabu, 15 Nopember 2023.

Hal ini dilakukan agar kami terhindar dari dosa pertengkaran rumah tangga, yang disebabkan mangkraknya renovasi. Masalahnya, kalau saya bilang ada bagian rumah yang rembes, bukannya tukang tersebut yang kena marah, justru saya yang kena semprot istri, beruntung sekali itu orang. Itu tadi salah satu dosa dalam rumah tangga, akibat tukang bangunan yang memang jago mengobral janji manis 

Brengsek!

Selain itu, kami sudah bosan mendengar janji-janji manisnya bertanggungjawab merampungkan pekerjaan rumahnya.

Padahal tidak sedikit dana yang kami gelontorkan untuk biaya renovasi. Untungnya, sebelum terjadi "kekacauan" itu, oknum tadi sempat membuatkan cakar ayam sebagai kaki-kaki membuat panggung. Terimakasih kami ucapkan buat yang satu ini.

Kami membuat lantai dua menyerupai panggung, dijadikan pelarian kami jika sewaktu-waktu tiba hujan. Bukan hanya hujan, yang kami kawatirkan adalah banjir musiman di perumahan yang kami tempati.

Salah satu sebab belum diplesternya tembok rumah. Sudut tembok kamar tidur kerembesan air hujan (Dokpri/Subhan)
Salah satu sebab belum diplesternya tembok rumah. Sudut tembok kamar tidur kerembesan air hujan (Dokpri/Subhan)

Singkat cerita, pada bulan Maret 2023 dimulailah renovasi bagian dapur. Pertama-tama pemugaran lantai buat pasang cakar ayam untuk menyangga panggung, sebagaimana ulasan diatas.

Apesnya lagi, banyak sekali pekerjaan rumah yang dia tinggalkan. Salah satunya, tembok belum diplester licin, belum juga diplamur atau aplus, sehingga menyisakan resapan air hujan masuk ke sela-sela tembok yang belum diboboki semen, ditambah pemasangan baja ringan dan spandeknya belum seluruhnya rampung.
 
Kekhawatiran kami terbukti, hujan turun begitu deras pada Kamis, 16 November 2023 dan Minggu 26 November 2023, dampaknya tembok kamar disusupi rembesan air hujan, begitu pula bangunan dapur bocor-bocor, dimana irisan talang dapur dan ruang tamu belum tertutup secara menyeluruh, cilakanya spandeknya juga dimasukin air hujan, lantaran ada lubang halus pada saat pemasangan spandek, boleh jadi dikarenakan ada bekas paku dan tembok bagian luar juga belum diplester maksimal.

Pada akhirnya, kami mencari tukang bangunan untuk melanjutkan renovasi yang mangkrak. Perlahan namun pasti, pengerjaan diawali perombakan kloset, dilanjutkan pemasangan keramik kamar mandi dan terakhir pemasangan pintu. Untuk sementara itu dulu yang dikerjakan, sambil menarik nafas panjang mengumpulkan dana buat renovasi lanjutan, akibat janji-janji manis salah satu "oknum" mandor sekaligus tukang bangunan yang konon katanya kecanduan begadang.

Dampak belum rampungnya renovasi, ketika musim penghujan tiba, bukan lagi musibah banjir yang dikuatirkan, melainkan kebocoran air hujan merambahi tembok lantaran belum diplester sekalian cat pelapis anti bocornya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun