Muhammad Abadi salah seorang warga desa Belani Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Palembang Sumatera Selatan, tewas mengenaskan dengan luka bacok di wajah dan kepalanya.Â
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, korban merupakan adik dari Bupati Muratara, H. Devi Suhartoni tersebut tewas setelah mendapat bacokan dari pelaku.Â
Dari informasi yang beredar salah satu pelaku adalah "penjahat kambuhan". Peristiwa terjadi pada Selasa, 5 September 2023 pukul 20.00 WIB malam, di Desa Belani Kecamatan Rawas Ilir.
Pribahasa menuliskan, Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Berpikir baik-baik jangan asal bertindak agar tidak menyesal kemudian. Pribahasa tersebut pantas disematkan kepada kakak beradik, Ariansyah (35) dan Arwan (30), pelaku pembunuhan di Musi Rawa Utara Palembang, Sumatera Selatan.
Aksi keji yang dilampiaskan oleh kakak beradik tersebut tidak akan menyelesaikan masalah. Gegara rasa sakit hati memuncak diubun-ubun kepala, pelaku bertindak diluar nalar, tanpa memikirkan nasib anak, istri dan keluarganya. Dampaknya jelas fatal banget, selain rumah pelaku dibakar orang tak dikenal, kehidupan keluarga kocar-kacir entah kemana batang hidungnya.Â
Selain dari pada itu, akibat perbuatannya keduanya harus berurusan dengan hukum. Gara-gara emosinya memuncak, kakak beradik ini nekat membunuh. Itulah tadi salah satu dampak bertindak tanpa berfikir, berujung petaka di dunia dan akhierat.
Dari berbagai sumber menuliskan bahwa pelaku ini merasa sakit hati. Karena diusir oleh korban. Boleh jadi cara mengusirnya kasar, misal dengan cara diseret paksa keluar rumah, dijambak, dipukuli hingga babak belur oleh kelompok korban (Abadi). Ini kan cara yang tidak baik untuk ditiru, apalagi korban adik dari pejabat publik, harus memberi suri tauladan yang baik. Jangan manfaatkan aji mumpung. Semut saja kalau terinjak dia menggigit, apalagi manusia, diperlakukan tidak manusiawi.Â
Meskipun mereka penjahat kambuhan di kampungnya, perlakukanlah manusia itu secara manusiawi, sehingga tidak menyingung perasaan pelaku, Â namun dengan membunuh bukanlah cara yang bijak menyelesaikan masalah.
Dari sakit hati yang naik pitam, membuat Ariansyah (35) dan Arwan (30) gelap mata sampai kalap membunuh adik dari seorang Bupati Musi Rawas Utara (Muratara), M Abadi, di Desa Belani, Palembang Propinsi Sumatera Selatan.
Alhasil, dari perbuatannya, kini pelaku dijebloskan ke hotel prodeo hinga terancam hukuman mati. Dihadapan polisi, kakak beradik, Ariansyah (35) dan Arwan (30) nekat membunuh Muhammad Abadi (44) adik kandung Bupati Muratara Devi Suhartoni, lantaran sakit hati karena diusir oleh kelompok korban.Â
Dari pemberitaan yang beredar, kejadian berdarah itu bermula adanya pertemuan antara warga di salah satu rumah. Pelaku, Arwan nyelonong masuk ke rumah tempat berlangsungnya pertemuan tersebut dan ikut nimbrung. Arwan pun ditegur oleh kelompok korban, bahwa pertemuan tersebut merupakan pertemuan internal.
Karena tersinggung dengan ucapan korban, Arwan pun pulang ke rumah untuk mengambil parang dan datang kembali ke lokasi lalu melakukan pembacokan ke korban dan satu orang lainnya bernama Deki.
Setelah melakukan pembacokan, pelaku melarikan diri, sedangkan korban langsung dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. Nahas, nyawanya tak tertolong.
Atas perbuatannya kedua pelaku yakni Ariansyah (35) dan Arwan (30) kini terancam hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati, karena Keduanya pun dijerat Pasal 340 tentang pasal Pembunuhan Berencana dan terancam hukuman mati.
Tak lama setelah peristiwa pembacokan yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang itu, rumah pelaku dibakar oleh orang tak dikenal (OTK) dan keluarga pelaku juga lari tunggang langgang. Lenyap bak ditelan bumi.
Maka dari itu berpikirlah sebelum diri kita bertindak, apalagi tindakan itu mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Memang tak semudah membalik telapak tangan, apapun yang akan kita lakukan, sebaiknya berpikirlah terlebih dahulu, agar tidak menyesal dikemudian hari.
Binatang saja bisa akur, masak manusia tidak bisa akur. Malu sama binatang dong. Jangan sampai, yang katanya manusia makhluk paling bijaksana, hanya slogan semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H