Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rezeki Tak Akan Tertukar

12 Agustus 2023   21:35 Diperbarui: 12 Agustus 2023   21:43 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penayangan cerita ini, sebelumnya sudah izin kawan yang menuliskannya di linimasa facebooknya pada Jumat kemarin. Karena tulisannya begitu menginspirasi, maka saya pun izin untuk copas menayangkannya di flatform kompasiana. Setelah mendapat lampu hijau, saya mencoba menayangkannya. Harapannya semoga bermanfaat. Begini ceritanya.

Apa yang ditetapkan menjadi rezekimu, niscaya akan mendatangimu. Betul yang dituliskan kawan saya di media sosialnya.

Bagaimana pun usahamu untuk menghindarinya. Dan apa yang bukan bagian rezekimu, tak kan kau dapatkan bagaimanapun kerasnya usaha dan pengharapanmu untuk menggapainya.

Pernahkah kita mengalami seperti ini? Pasti sangat sering. Bahkan seharusnya saya mengatakan selalu.

Kawan saya menuliskan kisahnya, bahwa pada suatu hari, kawan saya menerima 'kerjaan' dari seorang teman. Namun kawan saya ini meniatkannya memang sekedar membantu. Tak mengharap fee dari pekerjaan tersebut.

Hingga ketika kerjaan tersebut telah selesai, dia meminta nomor rekening untuk transfer. Namun, kawan saya tak memberikan. Pun waktu diminta via WA, kawan saya juga tak menuliskannya. Sebab memang niat hanya sekedar membantu teman. Berbilang hari, malah "amplop" yang sampai ke rumah. Kata teman saya, ini hakmu.

See? Apa yang menjadi rezekimu, akan tetap sampai padamu. Bagaimanapun caramu menolaknya

Di lain hari, kawan saya pernah dengan payah "mengejar" 3 pekerjaan yang sangat dia inginkan dan yakin pasti bakalan berhasil. Capek, jumawa, sangat berharap dan lain sebagainya. Hasilnya? Tak satupun yang kawan saya mendapatkannya.

Kan? Apa yang bukan rezekimu, tak akan pernah sampai kepadamu. Bagaimanapun usahamu untuk menggapainya

Demikianlah. Rezeki itu bekerja sesuai dengan kehendak Sang Pemberi Rezeki. Maka jamak kita saksikan, banyak orang pandai dan berilmu namun rezekinya "sempit". Dan tak sedikit orang yang biasa saja namun rezekinya "lapang dan luas".

Kata Gus Baha, ini untuk menunjukkan bahwa Allah SWT yang menentukan pembagian rezeki. Bukan usaha manusia. Kita, hanya kebagian ikhtiar. Hasilnya, tetap mutlak ditentukan oleh Allah SWT

Namun, rezeki tak sekedar harta atau apa yang bisa kita makan. Ada rezeki yang nilainya jauh lebih tinggi. Semisal Allah menggerakkan hati dan badan kita untuk sujud dalam sholat, menggerakkan lisan untuk bertasbih memuji keagunganNya. Ada rezeki berupa kesehatan yang prima. Rezeki berupa sangka baik pada sesama manusia. Dan banyak lagi jenisnya.

Tujuannya, untuk "menilai" kita manusia apa kita bersyukur dengan itu semua ataukah kita menjadi ingkar karenanya...

Happy Jum'at... Mari lafadzkan sholawat sebanyak-banyaknya pada Sang Junjungan, Muhammad SAW. Seraya berdoa semoga kita semua dikaruniai "rezeki" untuk membersamainya di Jannah kelak. Aamiin.

Terimakasih kawan atas tulisannya yang indah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun