Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Makassar Pilihan

Gegara Demo Sopir Pete-pete, Rute Bus Mamminasata Koridor 2 Alami Perubahan

5 Desember 2021   17:03 Diperbarui: 5 Desember 2021   17:30 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kami menuju Kantor Lurah Sudiang mendekati halte jalan Tol, juga tidak ada Bus Mamminasata/Dokpri. Minggu (5/12/2021).

Pete-pete ini sengaja ngetem di halte bus Citra Sudiang, agar Bus Mamminasata tidak ambil penumpang/dokpri. Minggu (5/12/2021).
Pete-pete ini sengaja ngetem di halte bus Citra Sudiang, agar Bus Mamminasata tidak ambil penumpang/dokpri. Minggu (5/12/2021).

Berdasarkan pemberitaan yang beredar, aksi unjuk rasa tersebut diketahui sudah dua kali digelar. Unjuk rasa tersebut para sopir itu menolak rute koridor 2 Bandara, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Urip Sumohardjo ke Mall Panakukkang, lantas apa solusi dari "kemenangan" unjuk rasa sopir pete-pete tadi, jelasnya merugikan warga pinggiran yang kepengen naik transportasi umum berbasis teknologi yang manusiawi ini.

Pasca unjuk rasa, rute tersebut berubah drastis mulai dari arah Bandara, tidak menuju rute jalur umum, melainkan lurus masuk ke pinggir tol Ir Sutami, belok kiri di Jalan Tallasa City, dan belok kanan Jalan Perintis Kemerdekaan. Selanjutnya belok kiri di Jalan Taman Makam Pahlawan ke Jalan Abdullah Dg Sirua, dan berhenti di Mall Panakkukang Makassar.

Hebatnya lagi, arus balik juga ditolak para sopir pete-pete, karena rute dilalui bus Mamminasata, menurut mereka (sopir pete-pete) dirasakan sangat mengganggu pendapatannya.

Pengunjuk rasa tersebut juga menuntut dilakukannya penghentian operasional Bus Trans Mamminasata yang dianggap mengambil para penumpang sopir Pete-pete.

Kami menuju Kantor Lurah Sudiang mendekati halte jalan Tol, juga tidak ada Bus Mamminasata/Dokpri. Minggu (5/12/2021).
Kami menuju Kantor Lurah Sudiang mendekati halte jalan Tol, juga tidak ada Bus Mamminasata/Dokpri. Minggu (5/12/2021).


Perlu diketahui, untuk urusan penumpang, sebenarnya para sopir pete-pete ini tidak bisa memaksakan kehendak, di jaman moderen yang serba canggih ini masih banyak alternatif transportasi yang lebih manusiawi, yakni ojek online, taksi online dan masih banyak alternatif lain selain pete-pete. Betul, kalau pete-pete lahir duluan sebelum ada Bus Mamminasata.

Akan tetapi memaksakan kehendak itu sama saja membunuh hak azasi manusia dalam memilih moda transportasi mana yang akan mereka pilih.

Sopir pete-pete ini berdalih tidak makan, tidak ada penumpang semua diambil sama bus, demi keadilan, kasihan anak istri.

Lantas bagaimana dengan sopir Bus Mamminasata, Ojek Online, Taksi online mereka juga butuh makan, mereka butuh keadilan, mereka juga punya anak dan istri, kasihani juga mereka agar tetap hidup tanpa saling merugikan satu sama lainnya.

Masyarakat juga punya hak untuk memilih transportasi umum yang aman, nyaman tentunya lebih moderen seperti Teman Bus Mamminasata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun