Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Loyalitas Tanpa Batas, Perjuangan Ibu Merawat Buah Hati yang Menginspirasi

12 November 2021   06:00 Diperbarui: 12 November 2021   06:29 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto koleksi ibu Eka Suharwati (KEI/IST)

Dulu jika makan pedas radang tenggorokan langsung kambuh, sehingga demam dan anfal, sekarang malah senang dengan cabe ceplusan.

"Berkali-kali minta sepeda roda dua tapi karena keseimbangan yang belum dia kuasai tak pernah kami kabulkan, kami pun khawatir akan terjadi anfal, tapi siapa sangka ia justru meminjam sepeda besar temannya ketika pulang sekolah, saking senangnya bisa bersepeda roda dua ia bahkan menabung dan membeli sepeda sendiri," kenang Eka.

Ungkap Eka lanjut, pernah kita ajak ke Mandala Krida selalu menangis ingin bisa bermain sepatu roda, alhamdulillah berawal dari jatuh bangun, belajar merambat menjaga keseimbangan, ia pun mulai berseparu roda keluar rumah.

Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi dikemudian hari, tapi jika senantiasa optimis, Insha Allah tak ada doa ataupun usaha yang sia-sia.

"Ingat, bahwa semuanya butuh sebuah proses. Bersyukur dan sabar,  bukan hanya sedetik, semenit, setahun, tapi untuk selamanya," pesan ibu Eka Suharwati yang selalu setia memantau perkembangan anaknya, meski saat ini sudah nampak hidup normal seperti anak-anak sebayanya.

Ibu Eka tetap bersyukur Alhamdulillah Wa Syukurillah, akan perkembangan anaknya.

"Selalu ada buah yang manis disetiap kesabaran, setelah berangsur-angsur membaik dosis obat anti epilepsi (OAE) diturunkan setiap bulannya. Tibalah jadwal kontrol rutin ke Rumah Sakit, sekaligus membacakan hasil EEG yang kesekian puluh kalinya, meskipun hasil EEG masih sama dengan tahun sebelumnya, tapi tetap tak mengurangi rasa syukur setelah 4 tahun tidak kejang," urainya.

Sambung ibu Eka, setelah konsultasi dengan dokter spesialis syaraf anak, akhirnya diijinkan pula untuk mengikuti vaksin Sinovak ke 1.

"Yups vaksin dilaksanakan setelah mengikuti PTS dipagi harinya," singkatnya.

Kemudian dijelaskan bahwa kesabaran itu takkan pernah terbatas, setelah mengalami ratusan kali kejang sejak 2007, hingga koma, kehilangan all memori, stroke dan tics.

"Alhamdulillah perlahan Allah senantiasa menunjukkan kebesaran dan keajaibannya. Tetap semangat, tetap sabar ya teman-teman," pesan ibu Eka.

Setidaknya, setelah membaca kisah inspiratif dari ibu Eka Suharwati dan suami, membuat hati yang gaduh menjadi teduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun