Seiring perkembangan jaman, semakin jarang terlihat tukang becak di kota Metropolitan khususnya Makassar membaca koran.
Dulu di beberapa kota, koran menjadi idola bagi pembacanya termasuk tukang becak. Namun seiring perkembangan jaman, membaca koran diatas becak jarang ditemukan. Akan tetapi saya mendapati langsung pemandangan keren banget hari ini, dimana pengayuh becak mengisi waktu senggang dengan membaca koran di jok becaknya.
Karuan saja, peristiwa langka inipun saya abadikan melalui kamera ponsel.
Selain membaca koran, becak itu tertulis pesan menyentuh hati, yakni "Umur Boleh Tua Tapi Selera Muda - MBA," yang tertulis pada sebuah becak motor yang mangkal di jalan Bulusaraung Makassar. Kamis, 17/6/2021 siang.
Pemandangan luar biasa ini saya dapati sepulang dari sebuah tempat penyimpanan perangkat server dibilangan Jalan Jendral Sudirman Makassar.
Entah apa maksud pesan MBA itu, bisa jadi Master of Business Administration (MBA) gelar Magister Administrasi Bisnis, atau Makin Bosan Aja, asal bukan Makin Botak Aja ya. Biarkan saja pemilik becak dan Tuhan Yang Maha Esa yang tahu.
Sembari menunggu pete-pete atau angkutan umum jurusan Sentral Sudiang ngetem menunggu penumpang, tanpa sengaja mata ini tertuju pada sosok bapak-bapak berkaos merah tengah asyik nangkring membaca koran diatas becaknya sembari menanti pelanggannya datang.
Tentu sebuah pemandangan langka ditengah hingar bingarnya informasi yang beredar di media sosial berbasis android. Pemandangan berbeda tepat di depan mata, bahwa memanfaatkan waktu senggang dengan membaca koran adalah sesuatu yang mengagumkan, bukan karena berprofesi sebagai Eksekutif, Legislatif maupun Yudikatif, melainkan pengemudi bentor.
Bapak pengemudi bentor (becak montor) itu melengkapi becaknya dengan koran sebagai bacaan sebagai sarana ilmu pengetahuan.
Dan saya sengaja enggan mengusik pengemudi becak montor berkaos merah yang asyik membolak-balik lembaran koran itu, seakan ia penasaran akan informasi yang tersaji di koran. Bukan tanpa sebab mengapa tukang bentor yang mangkal di jalan Bulusaraung Makassar ini membaca koran sekaligus mengusir kejenuhan.
Secara tidak langsung bapak ini ingin menumbuhkan minat baca kepada setiap orang yang melintas di depannya, tidak usah dijabarkan panjang lebar bahwa saat ini membaca koran mulai tergerus oleh informasi adanya gadget atau gawai.
Tanpa sepengetahuan daeng becak, saya bidik menggunakan telepon genggam dari atas pete-pete atau angkutan umum. Maaf ya pak, tanpa izin saya memotret menggunakan lensa gawai mengabadikan pengemudi becak membaca koran di tengah pandemi covid-19.
Membudayakan membaca memang bisa dari mana saja, pengemudi bentor berkaos merah ini menunjukkan itu, usia boleh tua dan becak motornya bukan menjadi halangan untuk terus menularkan virus membaca.
Membaca sebuah kebutuhan, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, jangan pernah berhenti membaca, karena dari membaca manusia bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman, terlebih perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang mustahil terhindarkan.
Tidak penting mana sebutan yang tepat untuk profesi satu ini, tukang becak, penarik becak, pendorong dan pengayuh becak. Terserahlah!.
Intinya, di tengah kemacetan jalan Bulusaraung Makassar menuju Sudiang, becak motor ini menjadi perpustakaan keliling. Pengemudinya lebih memilih berteduh sambil membaca koran. Salut Daeng, lanjutken hingga akhir menutup mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H