Novi, salah satu seorang perempuan/ibu/ istri patut dijadikan panutan, soalnya tanpa rasa malu beliau mengais Rupiah dari Sampah hasil buangan manusia dan itu tidak merugikan orang lain, justru menguntungkan.
Entah siapa yang harus disalahkan, dimana-mana ditemukan tumpukan-tumpukan sampah, didapati juga tumbangnya sebatang pohon kehidupan, Â kejamnya lagi lantas pohon tersebut dibakar begitu saja tanpa ada rasa penyesalan terhadap alam kehidupan.
Tapi buktinya sampai saat ini lembaran sampah masih ada ditemukan dimana-mana dan itu hanya dipandang sebelah mata.Â
Seperti yang Anda lihat dalam foto ini di sudut Jalan Arung Teko Goa Ria Makassar, begitu ada lahan kosong, maka di situlah akan kita temukan onggokan sampah. Ternyata ungkapan Kebersihan sebagian dari iman hanyalah pepesan kosong belaka yang hanya tertera dalam sebuah tulisan tanpa makna.
"Dalam hati bertanya-tanya, kira-kira sudah sejauh mana upaya pemerintah mengedukasi masyarakat mengolah sampah, khususnya sampah plastik. Hal ini karena masih banyak masyarakat memusnahkan sampah dengan dibakar.
Ditengah-tengah pesimisme, Tuhan berkehendak lain. Tat kala beranjak pulang, penulis dipertemukan dengan sosok perempuan tengah bergumul memilahi sampah-sampah plastik untuk ditukar dengan rupiah.
Sembari menyelam minum air, ibu Novi tidak hanya berbisnis, meski luput dari sorotan lensa kamera, dia juga banyak menyumbang inspirasi untuk kelestarian lingkungan.
"saya mengumpulkan sampah di SMA ini sudah 5 tahun dan setiap harinya bisa menampung seukuran karung besar." kata Novi kepada penulis.
Agak sungkan, Novi kembali menuturkan, "mencari sampah jenis plastik kemudian dibawa pulang ke rumah, kalau sampah sudah banyak, kemudian dibersihkan dan dijual ke pengepul." Lirih Ibu Novi yang menurut pengakuannya tinggal di Pepabri.
 Â
Sebab Novi 'melumat' sampah-sampah plastik menjadi rupiah.
Walau terbilang terlambat dipublikasi, kisah ibu Novi menarik dibagi, saat penulis menemuinya di salah satu SMAN dibilangan Jalan Arung Teko Makassar, Rabu (31/7/2019) lalu.
Dia banyak membuka cakrawala lapangan pekerjaan lewat memunguti sampah-sampah yang berserak di seluruh Indonesia. Toh, Novi tidak merugikan negara melalui korupsi yang "dihalalkan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H