Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Novi, Mengais Rupiah dari Sampah Hasil Buangan Manusia

13 Agustus 2019   18:56 Diperbarui: 13 Agustus 2019   19:13 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sembari menyelam minum air, ibu Novi tidak hanya berbisnis, meski luput dari sorotan lensa kamera, dia juga banyak menyumbang inspirasi untuk kelestarian lingkungan.

"saya mengumpulkan sampah di SMA ini sudah 5 tahun dan setiap harinya bisa menampung seukuran karung besar." kata Novi kepada penulis.

Agak sungkan, Novi kembali menuturkan, "mencari sampah jenis plastik kemudian dibawa pulang ke rumah, kalau sampah sudah banyak, kemudian dibersihkan dan dijual ke pengepul." Lirih Ibu Novi yang menurut pengakuannya tinggal di Pepabri.
   

Ibu Novi pemulung sampah (dokpri)
Ibu Novi pemulung sampah (dokpri)
Setidaknya Novi, salah satu wanita aktif tanpa suara menyumbangkan tenaga betapa pentingnya tidak membuang sampah sembarang tempat. 

Sebab Novi 'melumat' sampah-sampah plastik menjadi rupiah.

Walau terbilang terlambat dipublikasi, kisah ibu Novi menarik dibagi, saat penulis menemuinya di salah satu SMAN dibilangan Jalan Arung Teko Makassar, Rabu (31/7/2019) lalu.

Dia banyak membuka cakrawala lapangan pekerjaan lewat memunguti sampah-sampah yang berserak di seluruh Indonesia. Toh, Novi tidak merugikan negara melalui korupsi yang "dihalalkan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun