Sembari menyelam minum air, ibu Novi tidak hanya berbisnis, meski luput dari sorotan lensa kamera, dia juga banyak menyumbang inspirasi untuk kelestarian lingkungan.
"saya mengumpulkan sampah di SMA ini sudah 5 tahun dan setiap harinya bisa menampung seukuran karung besar." kata Novi kepada penulis.
Agak sungkan, Novi kembali menuturkan, "mencari sampah jenis plastik kemudian dibawa pulang ke rumah, kalau sampah sudah banyak, kemudian dibersihkan dan dijual ke pengepul." Lirih Ibu Novi yang menurut pengakuannya tinggal di Pepabri.
 Â
Sebab Novi 'melumat' sampah-sampah plastik menjadi rupiah.
Walau terbilang terlambat dipublikasi, kisah ibu Novi menarik dibagi, saat penulis menemuinya di salah satu SMAN dibilangan Jalan Arung Teko Makassar, Rabu (31/7/2019) lalu.
Dia banyak membuka cakrawala lapangan pekerjaan lewat memunguti sampah-sampah yang berserak di seluruh Indonesia. Toh, Novi tidak merugikan negara melalui korupsi yang "dihalalkan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H