Menurut pengakuan Yohanes melakukan aksi heroik tersebut, setelah mendengar ucapan Wabup Belu agar ada yang memanjat, ia langsung meninggalkan barisannya dan menuju tiang bendera. "Begitu dengar imbauan Pak Wakil Bupati, saya langsung lari menuju tiang bendera dan panjat untuk ambil ujung tali yang tersangkut di puncak."
Optimisme Johni patut diapresiasi seluruh bangsa Indonesia, bahwa untuk menjadi Pahlawan tidak butuh sanjungan dan pujian. Pahlawan itu hadir hadir melalui melakukan aksi luar biasa memanjat tiang dan membawa turun tali bendera.
Victorino Fahik Marchal, orang tua Johni mengaku bangga dengan upaya putranya untuk menurunkan tali dari puncak tiang bendera. Marchal sebenarnya terkejut saat mendengar putranya bisa berjuang menjemput ujung tali bendera. Apalagi, video anaknya memanjat tiang bendera viral.
Sebagai warga negara Indonesia, saya turut bangga dengan perjuang anak sekecil itu. Sebab walaupun masih kecil tapi dia sudah punya semangat nasionalisme demi NKRI.
Selain meramaikan portal online, berkat aksi heroiknya, Johni mengusik perhatian para petinggi negara. Yohanes dan orang tuanya sekejab bak ketiban durian runtuh, diundang Menpora untuk terbang ke Jakarta bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Dia juga berkesempatan menyaksikan langsung pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Terkadang, hal-hal sederhana yang dilakukan tanpa pamrih semacam aksi heroik anak kecil dari perbatasan Indonesia ini menjadi salah satu contoh bahwa kita tak perlu berpendidikan tinggi untuk menjadi "Pahlawan" yang berguna bagi negara. Â
Anak kecil bernama Yohanes Gama Marchal Lau memberi contoh, demi sehelai bendera merah putih tetap berkibar, tanpa instruksi memberikan kontribusi besar bagi negara pada puncak Kemerdekaan ke 73 Republik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H