Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hamka Hamzah Gagalkan Pesta "Premateur" Pesut Etam

3 Maret 2018   19:15 Diperbarui: 3 Maret 2018   19:31 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar:bola.okezone.com)

Hamka Hamzah Gagalkan Pesta "prematur" Pesut Etam 

Pertarungan memperebutkan tiket final Piala Gubernur Kaltim 2018 menjodohkan Pusamania Borneo FC sebagai juara bertahan harus bertarung hidup mati melawan Sriwijaya FC dari Palembang di Stadion Palaran, Samarinda, Jum'at (2/3/2018).

Diluar dugaan logika manusia, khususnya komentator bola termasuk diri saya. Jelas-jelas sejak awal laga babak pertama Borneo Fc begitu mendomimasi, apalagi main di ranah Kalimanatan tentu sebuah motivasi tersendiri buat Pesut Etam. Laskar Wong Kito jauh-jauh terbang dari Palembang memetik kemenangan dramatis, dengan kemenangan 7-8 melalui drama tendangan adu pinalti. setelah melalui  waktu normal ditambah extra time hasil akhir tetap sama kuat dengan skor 3-3.

Borneo FC sempat unggul 1-0 pada babak pertama. Gol tim besutan Iwan Setiawan, konon disebut Mourinhonya Indonesia ini unggul terlebih dahulu lewat tandukan Marlon da Silva pada menit ke-26 usai memaksimalkan tendangan bebas Srdan Lopicic.

Sayangnya, pertandingan menjurus kasar dan sempat terjadi keributan dipinggir lapangan menjelang akhir babak pertama.

Tekel keras dari belakang yang dilakukan bek Laskar Wong Kito, Marckho Sandi Meraudje, terhadap Abdul Rahman di masa injury time babak pertama membuat kerusuhan kembali memuncak. Akibat pertikaian antar pemain terjadi di pinggir lapangan hijau. Tanpa ampun sang juru pengadil mengeluarkan kartu merah kepada Marckho Sandi Meraudje dan Abdul Rahman.

Pertandingan sempat terhenti selama beberapa waktu sebelum babak pertama ditutup dengan keunggulan 1-0 Borneo FC.

Selepas turun minum babak pertama, kedua kubu sama-sama bermain dengan sepuluh orang diparuh waktu babak kedua. Memasuki menit-47 babak kedua Borneo Fc mampu menambah pundi gol. Lerby Eliandry berhasil menaklukkan kiper Teja Paku Alam setelah menyontek bola yang dikirimkan Srdjan Lopicic. Skor berubah 2-0.

Kebobolan dua go tak lantas menghancurkan semangat Laskar Wong Kito untuk mengukir sejarah di Piala Gubernur Kaltim 2018.

Gol pertama Beto terjadi di menit ke-60 dengan melepaskan tendangan jarak dekat. Papan skor 2-1. Enam menit berselang, Beto mampu mencetak gol kedua. Pemain naturalisasi asal Brasil tersebut menyontek bola yang dikirimkan Manuchekhr Dzhalilov. Terbukti tim besutan Rahmad Darmawan tersebut berhasil merubah kedudukan 2-2 berkat dua gol Alberto Goncalves.

Setelah kedudukan berimbang, kedua tim saling bertukar tambah serangan. Bahkan pada menit ke-75, Sriwijaya Fc nyaris menorehkan gol ketiga andai saja bola hasil sundulan Dzhalilov tidak sempurna ditepis kiper Ridho.

Borneo FC akhirnya kembali unggul berkat gol Titus Bonai pada menit ke-87. Gol berawal dari tendangan bebas yang dieksekusi Faubert. Titus Bonai berhasil menanduk bola ke tiang jauh dan tidak mampu dipetik Teja Paku Alam. 3-2 buat Borneo Fc. Pesta kemenangan Borneo yang sudah di depan mata harus pupus.

Sriwijaya FC mampu menyamakan kedudukan berkat gol tendangan bebas Makan Konate pada menit ke-90+1.

Tendangan bebas Konate sempat membentur pundak Lopicic dan berbelok arah sebelum meluncur ke gawang Borneo. Sama kuat 3-3 memaksa Borneo Fc dan Sriwijaya Fc melakoni babak tambahan.

Pada babak tambahan2x15 menit tak ada gol tambahan yang tercipta antara kedua tim. Drama adu tendangan pinalti harus dilalui keduanya.

Adu tos-tosan ini, baik kiper Borneo Fc maupun Sriwijaya Fc tampil apik. Selain itu pemain-pemain yang ditunjuk sebagai algojo harus memilki mental baja. Jika tidak siap melaksanakan tugas, kegagalan harus diterima.

Berikut para pelakon drama adu tendangan penalti kedua tim, baik yang gagal maupun sukses. Dari Borneo FC Julian Foubert (gagal), Lopicic (gagal), Lerby Eliandry (masuk), Marlon Da Silva (masuk), Azamat (masuk), Tibo (masuk), Edy Gunawan (gagal), Diego Michiels (gagal)

Sementara dari tim Sriwijaya Fc antar lain Alberto Goncalves (gagal), Konate (masuk), Alfin Tuasalamony (gagal), Novan (masuk), Dzhalilov (masuk), Nur Iskandar (masuk), Zulfiandi (gagal).

Sebagai algojo terakhir, Hamka Hamzah yang merupakann mantan kapten PSM Makassar ini, menjalankan tugasnya dengan baik, sekaligus menggagalkan pesta "prematur" Pesut Etam. Kemenangan ini tidak membuat SFC bersantai-santai, pasalnya Arema Fc sudah menanti sebagai lawan sepadan 

Salam sportif.

Makassar, 03 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun