Selamat kepada Bali United dan Persija Jakarta melaju ke partai Final Piala Presiden 2018. Dua tim "pesakitan" ini akan bertemu di partai Final Sabtu (17/02/2018) di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Saya berani mengatakan "pesakitan," sebab kedua tim besar ini gagal membawa nama Indonesia di ajang Piala AFC 2018.
Meladeni tamunya Yangon United dari Myanmar, anak asuh Widodo Cahyono Putro itu dipermalukan dengan skor telak 1-3. Sedangkan Persija Jakarta dibantai tim tuan rumah Johor Darul Takzim, Malaysia. Sebuah hasil tragis menjelang Final Piala Presiden 2018.
Sebagai tim baru seperti Bali United, kiprahnya diajang domestik membuat saya kagum. Pasalnya Serdadu Tridatu ini pernah mengandaskan tim Tampines Rovers dari Singapura dengan skor meyakinkan 3-1.
Sebaliknya, Bali United tidak berkutik bertemu raksasa Liga China, Shanghai saat melakoni laga lawatan ke negeri tirai bambu pada ajang kualifikasi Liga Champion Asia 2018. Lantaran memilih menjuarai Piala Presiden 2018 mereka menurunkan lapis kedua dan rela dipermalukan klub asal Myanmar Yangon dengan skor telak 1-3. Padahal Yangon United ini pernah dibantai Persipura Jayapura dengan skor mencolok 9-2 di ajang AFC tahun 2014. Notabene rangking FIFA timnas Indonesia masih diatas posisi Myanmar, faktanya jauh panggang dari pada api.
Seharusnya pemangku kepentingan peka membaca prestasi tim-tim besar tanah air seperti Bali United dengan mendapat kesempatan seluas-luasya mengasah kemampuan mengarungi kancah Asia Tenggara, khususnya AFC. Bukan hanya selalu berkutat pada kompetisi domestik seperti Piala Presiden 2018. Keputusan itu tidak ada salahnya, akan tetapi kredibelitas Bali United bagai api dalam sekam.
Kesukesan Bali United melaju ke Final Piala Presiden 2018, setelah sebelumnya pada laga leg pertama Piala Presiden 2018 di Stadion Jakabaring, Palembang, Sriwijaya FC hanya ditahan Bali United dengan skor kacamata alias 0-0, Minggu (11/2/2018).
Leg kedua semifinal yang dihelat di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Rabu (14/2/2018) dimanfaatkan Serdadu Tridatu untuk mengandaskan perlawanan Laskar Wong Kito, mengingat tim satu ini memang berjuluk "Jago Kandang".
Sepanjang babak pertama pertarungan begitu menarik. Namun belum tercipta peluang. Tampil di hadapan pendukungnya yang memadati Stadion Kapten I Wayan Dipta anak asuh Widodo C. Putro tampil berhati-hati sambil sesekali menekan pertahanan lawan.
Kegemilangan Wawan Hendrawan, terus berlanjut mengamankan gawang Serdadu Tridatu sehingga menyulitkan para juru gedor Sriwijaya FC. Gempuran-gempuran Beto dan kawan-kawan  dari luar kotak penalti masih mampu dihadang Wawan Hendrawan. Sriwijaya FC yang bernafsu membobol jala gawang Wawan belum menemui peluang manis.
Bali United juga merespons tekanan tim tamu. Melalui serangan balik mengarah ke gawang Teja Paku Alam. Hamka Hamzah masih sigap menghalau penguasaan bola Spaso, maka selamatlah gawang Teja. Hingga turun minum babak pertama bubar tidak ada peruban kedudukan. Tetap sama kuat kacamata 0-0.
Pada babak kedua, tempo pertandingan berlansung sedang-sedang saja. Kedua tim terus berupaya membongkar pertahanannya masing-masing, namun tidak banyak peluang tercipta. Sesekali mencari celah untuk memperoleh peluang gol. Di menit ke-50 Sriwijaya FC mendapat tendangan bebas yang diambil Yu Hyun Koo tetapi bola sepakannya masih menyamping dari mistar gawang.