Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Stop Genosida Muslim Rohingya

5 Desember 2016   14:39 Diperbarui: 4 April 2017   16:15 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: http://www.katariau.com/)

Kejahatan di muka bumi ini terlahir karena sebab beberapa faktor. Disparitas etnis, suku, rona kulit dan hal-hal nan sebenarnya tidak dapat dijadikan kambing hitam, sedikit saja ada yang menyulut, emosi akan naik dan kerusuhan, peperangan bukan hal yang tidak mustahil terjadi. Rasisme dan merasa bahwa Rasnya paling baik, juga rawan menimbulkan perselisihan.

Ini semua akan semakin niscaya ketika taraf emosional manusia semuanya tidak terkontrol dengan baik oleh masing-masing individu. Karena kenyataannya, siapa yang terima jika golongannya dijelek-jelekkan oleh golongan lainnya? Dianggap rendah, dan remeh.

Tragedi kemanusiaan etnis Muslim Rohingya ini bukan hanya membicarakan tragedi kemanusiaan di satu daerah tertentu saja. Akan tetapi, kebebasan kehidupan muslim Rohingya dirampas. Ketika Hak Azasi Manusia (HAM) bukan lagi menjadi hak makhluk hidup. Kehidupan manusia dibuat seperti mati, alias dibunuh, dengan alasan yang tidak manusiawi ialah suatu hal fundamental terjadi dalam setiap genosida.

Secara deskripsi, genosida atau genocide merupakan sebuah tragedi pembantaian terhadap manusia yang dilakukan suatu kelompok atau suku eksklusif secara masif dan sistematis. Pembantaian tersebut bertujuan memusnahkan satu kelompok tertentu. Ini sungguh merupakan bentuk kejahatan terbesar di muka bumi. Kejahatan genosida merupakan mesin pembunuh berbahan dasar keserakahan manusia, dalam konteks ini Pemerintah Myanmar lah yang tidak menginginkan keberadaan muslim Rohingya.

Rohingya merupakan kelompok etnis muslim asli yang menetap di wilayah Arakan sejak abad XVI. Wilayah tersebut saat ini menjadi bagian dari Negara Bagian Rakhine, wilayah Myanmar Barat yang berbatasan langsung dengan Bangladesh. Istilah Rohingya sendiri berasal dari kata Rohai atau Roshangee yang berarti penduduk muslim Rohang atau Roshang (sebutan untuk daerah tersebut sebelum dinamai Arakan).

Sejak sebelum kemerdekaan Myanmar, etnis Rohingya telah berkali-kali berusaha disingkirkan dari wilayahnya. Pada tahun 2012, muncul gerakan Rohingya Elimination Group yang didalangi oleh kelompok ekstremis 969. Konflik yang pecah memakan 200 jiwa dan 140.000 warga Rohingya lainnya dipaksa tinggal di kamp-kamp konsentrasi yang tidak manusiawi. Menurut sebuah studi oleh International State Crime Initiative (ISCI) dari Queen Mary University of London, Rohingya sudah mulai memasuki tahap akhir genosida yaitu pemusnahan massal dan penghilangan dari sejarah. PBB juga menyebut Rohingya sebagai kelompok etnis paling teraniaya di dunia.

Saat ini Muslim Rohingya yang masih berada di Rakhine hidup terisolasi dalam ketakutan. Sejak tahun 2013 lalu, ribuan warga melarikan diri ke negara-negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand melalui jalur laut. Pria, wanita, dan anak-anak terkatung-katung di dalam kapal tanpa kejelasan apakah daratan yang mereka tuju bersedia menerima mereka. Salah satu pengungsian warga Rohingya di Indonesia dibangun oleh Yayasan Aksi Cepat Tanggap berlokasi di Blang Adoe, Aceh Utara.

Sejak oktober 2016, kekerasan terhadap muslim rohingya di Rakhine, Myanmar kembali meluas. 150 orang dibunuh secara keji, 1.250 rumah di 5 desa dibakar, dan 30.000 orang terpaksa mengungsi demi menyelamatkan diri.

Kronologi Sejarah genosida terhadap kaum Rohingya sejak sebelum kemerdekaan Myanmar sampai sekarang.

Tahun 1942

Pembantaian muslim rohingya pro-inggris. Terjadi saat okupasi Jepang sebelum kemerdekaan Myanmar. Sekitar 100.000 Muslim Rohingya tewas dan ribuan desa hancur.

Tahun 1948

Kemerdekaan Myanmar dari Inggris Raya

Tahun 1978

Operasi King Dragon, bertujuan untuk mengintimidasi kaum Rohingya dan memaksa mereka keluar dari wilayah Arakan. Sekitar 200.000 orang melarikan diri ke Bangladesh.

Tahun 1982

Myanmar tidak mengakui kewarganegaraan kaum Rohingya. Rohingya tidak diakui sebagai bagian dari 135 kelompok etnis resmi Myanmar.

Tahun 1990

Repatriasi 200.000 warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dipulangkan paksa.

Tahun 2001

Penghancuran masjid dan sekolah. 28 masjid dan sekolah Islam di wilayah Maungdaw dihancurkan.

Tahun 2012

Muncul gerakan Rohingya elimination group. Didalangi oleh kelompok ekstremis 969. Bertujuan untuk menghapus kaum Rohingya dari bumi Arakan. Sekitar 140.000 orang dipaksa tinggal di kamp konsentrasi, 200 orang tewas.

Tahun 2013

Eksodus besar-besaran. Ribuan warga Rohingya melarikan diri dengan kapal untuk mengungsi ke Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Tahun 2015

Krisis Kkapal pengungsi di laut Andaman. Ribuan orang terkatung-katung di lautan, di antara mereka banyak yang meninggal dalam perjalanan. UNHCR memperkirakan 150.000 orang melarikan diri dari perbatasan Myanmar-Bangladesh sejak Januari 2012.

Tahun 2016

Pembantaian muslim Rohingya. Per Oktober, 150 orang dibunuh dan 3 desa hangus dibakar.

Para pelaku kejahatan genosida terhadap muslim Rohingya yang didalangi MILITER sungguh tidak berkeprimanusiaan, merampas kebebasan manusia untuk hidup layak. Anak-anak juga tidak luput dari kebinatangan mereka. Anak-anak akan dipindahkan secara paksa buat pindah ke kelompok lain. Sungguh sebuah tragedi kemanusiaan paling mengerikan dialami muslim Rohingya dan tidak dapat diampuni.

Sumber: Laporan International State Crime Initiative (ISCI), 2015 dan A History of Arakan oleh Mohammed Yunus, 1994

Makassar, 5 Desember 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun