Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi] Penyamun Gila

12 Oktober 2016   12:57 Diperbarui: 12 Oktober 2016   13:04 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Apa yang ku pikirkan...

Aku seperti memasuki sarang penyamun dimana aku sendiri merasa terasing. padahal aku sendiri andil membesarkannya...

Aku tidak tahu penyebabnya, sebab tidak ada yang mau tahu...

Ya...

Mungkin aku tak mampu memberinya materi, hanya keikhlasan mampu ku peresembahkan....

Mata-mata penyamun culas menatapku, menikam, menukik seolah ingin menghabisi nyawaku bersamaan tanpa ampun....

Bibir-bibir beracun mencium aroma pengkhianatan tingkat manusia menidurkanku dari perdebatan hati nurani....

Benar sekali.....

Sepertinya bermunculan penyamun-penyamun baru berjiwa serigala berbulu domba...mencekam...

Dasar penyamun gila....

Kalau ada bunga baru, bunga lama dibuang jangan.....

Kalau ada anggota baru, anggota lama dibuang jangan.....

Tuhan...

Engkau tak pernah lalai menelantarkan Hambanya

Hamba terkadang kerap alpa mencintai-MU melalui apel lima kali sejari...

Dzat paling suci sesungguhnya benar-benar maha meminta pertolongan....

Terkadang saya sedikit bangor sampai segala permohonan tertunda.....

Pasrah....

Aku ibarat penyamun renta di padang gersang,

Ilalang ditebang...

Dibakar...

Dibuang...

Siap...

Dicampakkan bak kentut

Berlalu tak berbau....

Makassar, 12 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun