Apa yang ku pikirkan...
Aku seperti memasuki sarang penyamun dimana aku sendiri merasa terasing. padahal aku sendiri andil membesarkannya...
Aku tidak tahu penyebabnya, sebab tidak ada yang mau tahu...
Ya...
Mungkin aku tak mampu memberinya materi, hanya keikhlasan mampu ku peresembahkan....
Mata-mata penyamun culas menatapku, menikam, menukik seolah ingin menghabisi nyawaku bersamaan tanpa ampun....
Bibir-bibir beracun mencium aroma pengkhianatan tingkat manusia menidurkanku dari perdebatan hati nurani....
Benar sekali.....
Sepertinya bermunculan penyamun-penyamun baru berjiwa serigala berbulu domba...mencekam...
Dasar penyamun gila....
Kalau ada bunga baru, bunga lama dibuang jangan.....
Kalau ada anggota baru, anggota lama dibuang jangan.....
Tuhan...
Engkau tak pernah lalai menelantarkan Hambanya
Hamba terkadang kerap alpa mencintai-MU melalui apel lima kali sejari...
Dzat paling suci sesungguhnya benar-benar maha meminta pertolongan....
Terkadang saya sedikit bangor sampai segala permohonan tertunda.....
Pasrah....
Aku ibarat penyamun renta di padang gersang,
Ilalang ditebang...
Dibakar...
Dibuang...
Siap...
Dicampakkan bak kentut
Berlalu tak berbau....
Makassar, 12 Oktober 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H