(dokpri/pipot)
by: Adi Pujakesuma
Menyapa mentari pagi
Bara api jeritkan pohon tua pada diameter batang-batang terjarah jemari jalang...
Menantang!!!
Jeritan pohon semusim gersang ilalang hilang terbilang
Rindangnya teraniaya...
Mengharukan....
Rimbun ranting-ranting pohon tak lagi anggun
Riuh, tangis deras mengalir air mata di bumi warnai nyanyian pohon tumbang
Membakar, menghanguskan semak belukar, berguguran dedaunan merintih kesakitan...
Itu murni perusak lingkungan
Akhiri!!!
Memudar keramahan...
Mendaur kemarahan, takkan pernah berhumus menjadi subur, karena cuaca tak pernah sama....
Rubuh jadi abu....
Makassar, 21 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H