Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi Hijau] Jeritan Pohon Teraniaya

21 Agustus 2016   14:28 Diperbarui: 22 Agustus 2016   10:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (dokpri/pipot)

by: Adi Pujakesuma

Menyapa mentari pagi

Bara api jeritkan pohon tua pada diameter batang-batang terjarah jemari jalang...

Menantang!!!

Jeritan pohon semusim gersang ilalang hilang terbilang

Rindangnya teraniaya...

Mengharukan....

Rimbun ranting-ranting pohon tak lagi anggun

Riuh, tangis deras mengalir air mata di bumi warnai nyanyian pohon tumbang

Membakar, menghanguskan semak belukar, berguguran dedaunan merintih kesakitan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun