Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ayah Perkosa Anak Angkatnya yang Masih SD, Dipolisikan

7 Agustus 2016   08:45 Diperbarui: 7 Agustus 2016   15:08 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rentetan berita pilu mengenai pemerkosaan terhadap anak dibawah umur seakan tiada pernah habisnya, ibarat virus begitu akut sehingga sulit dibasmi keakar-akarnya. semua ini tidak lepas dari legalitas hukuman mati atau kebiri, berjalan di tempat, lain cerita hukuman mati berlaku bagi gembong narkoba FB itupun masih menuai polemik.

Posisi anak dalam struktur sosial amatlah rentan, karena secara fisik mereka belum sekuat orang dewasa, miskin pengalaman, dituntut patuh dan hormat kepada orang dewasa. Anak berada dalam posisi "menerima."Orang tua pandanglah anak-anak sebagai manusia bukan pelampiasan budak nafsu birahi.

Bergulirnya kasus-kasus kekerasan terhadap anak terus berlangsung di berbagai daerah, walau sudah dijatuhi hukum berlapis, tetap saja pelakunya meremehkan kepastian hukum.

Kebiasaan-kebiasaan menyayat hati itu, seperti ingin menyampaikan pesan bahwa mereka (pedofil, predator anak) kebal jerat hukum dan sanksi pidana, memanfaatkan kelemahan sistem mencuri lemahnya pengawasan, kemudian berkeliaran di tengah kelengahan prahara rumah tetangga.

Sumber utamanya terletak pada dilokalisirnya tempat-tempat saluran pembuangan, sehingga anak-anaklah rentan pelampiasan nafsu bejat orang terdekat. Akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan biologis karena ketidak harmonisan hubungan suami istri, tidak puas dengan pelayanan pasangan suami istri merasuki prahara rumah tangga atau ketagihan “jajan” di tempat lokalisasi diperketat.

Bukannya saya mendukung dibuka kembali pengoperasionalan prostitusi, tapi ini menyangkut keperawanan masa depan generasi muda terjaga hingga siap menikah. Dahulupun sebelum adanya kemudahan mengakses konten-konten dewasa melalui internet, kasus pemerkosaan sudah kerap terjadi, namun luput dari pemberitaan.

Hukum duniawi boleh saja “tajam ke bawah tumpul ke atas” tidak mampu menuntaskan tragedi pemerkosaan terhadap perempuan dan anak-anak dibawah umur.

Pantaskah Indonesia berlabel SYURGA-nya PREDATOR anak, seiring maraknya kasus kekerasan terhadap anak-anak?, seakan drama kekerasan seksual menimpa anak tak ada ujung pangkalnya, sungguh sangat biadab.

Hukum akherat lebih kekal abadi hingga malaikat pencabut nyawa meniupkan terompet sangkakala, pertanda datangnya Hari Kiamat!!!.

Makassar, 7 Agustus 2016.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun