(ilus: http://nasional.news.viva.co.id/)
by: Adi Pujakesuma
Meronta untuk indonesia
Jatuh lagi wanita muda tiada daya korban pemerkosaan meronta tertimpa musibah terperosok cemas di tikungan.....
Mengerang sendirian tanpa sepatah kata....
Meronta untuk indonesia
Rintihannya tak terdengar hukum telinga manusia
Tertunda.....
Berguguran tanpa sempat menyebutkan rencana masa depan
Haru, mencekam dalam kesunyian
Jauh dari keramaian
Jauh dari jangkauan penerangan
Jauh dari pengawasan pengamanan
Predator-predator datang tebar teror, gentayangan di bayang-bayang rumah tetangga
Tumbuh bersama deraian kedukaan,,,,
Pikiran-pikiran kotor bersemayam bersama kreativitas tak berkualitas
Percuma...
Jika semua bermuara pada matinya hukum kebiri
Berarti semua tertawa suka cita....
Aku akan mengenang perbuatan kalian
Semaumu menyetebuhiku.....
Tetapi tidak, itu hanya mengotori diriku sendiri
Wahai predator-predator bermuka bebal
Aku akan memaafkan segala kesedihan yang kalian ciptakan....
Aku akan melupakan nama-nama kalian
Tapi......
Tidak akan pernah melupakan wajah-wajah bengis kalian
Akhirnya....
Semua sirna bersama cengkeraman luka
Makassar, 31 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H