by: Adi Pujakesuma
Sebelum hembusan terakhirku
Puasa kali ini siapa berminat menjadi pendosa selain aku
Tuhan.....
Ingin ku rogoh jantung suci-MU
Menghujam dalam perantara tangan pendengaran dan lisan juga hati
Ku basuh sekujur tubuh dengan lumuran darah dosa kalian
Tetap saja tingkahku tak terjaga, tanganku, mata juga ucapan masih bermaksiat sekehendak hati tak peduli hukum agama memperkosa hak orang lain
Tuhan....
Tanpa permisi atau menyakiti ingin kucabik-cabik bersihnya jubah kebesaran sang nabi....
Dimana lidahku masih berucap tanpa kendali
Sanga pendosa mendengarnya dan mengumpat
Lantas kukenakan kesucian kain itu membalut tubuh sendiri agar tidak  menyimpan angkuh, iri, dengki, serakah berkepanjangan
Sang pendosa......
Kesombongan menumbuhkan ketenaran
Gusur sana, gusur sini dendam tiada henti
Sang pendosa seperti apa aku ini
Warteg surga sepertinya enggan melayaniku
Emperan neraka juga tak sudi menjilat pantatku yang kenyang akan maksiat.......
Terbersit congkak, merasa diri makhluk paling suci
Paling benar dari malikat-MU di segala lini nyaris tanpa cela
Tapi amalan pahala membatu, yang ada hanya hina-dina tak lebih dari butiran debu....
Sang pendosa macam apa aku ini?
Hanya memalukan  keangkuhan diri sendiri
Makassar, 17 Juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H