Sanga pendosa mendengarnya dan mengumpat
Lantas kukenakan kesucian kain itu membalut tubuh sendiri agar tidak  menyimpan angkuh, iri, dengki, serakah berkepanjangan
Sang pendosa......
Kesombongan menumbuhkan ketenaran
Gusur sana, gusur sini dendam tiada henti
Sang pendosa seperti apa aku ini
Warteg surga sepertinya enggan melayaniku
Emperan neraka juga tak sudi menjilat pantatku yang kenyang akan maksiat.......
Terbersit congkak, merasa diri makhluk paling suci
Paling benar dari malikat-MU di segala lini nyaris tanpa cela
Tapi amalan pahala membatu, yang ada hanya hina-dina tak lebih dari butiran debu....