Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Belajar di Skhola Tanpa Dana Tanpa Batas

25 Mei 2016   14:43 Diperbarui: 26 Mei 2016   06:51 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kami memindahkan ke buku kami, kami akan membersihkannya kembali agar tidak ditegur oleh penjaga mesjid.  Meskipun kami belajar dengan tempat dan peralatan seadanya kami tetap belajar dengan antusias. Banyak hal yang diajarkan Kak Edy kepada kami bukan hanya bahasa Inggris tapi juga hal-hal lainnya.

Hari itu hari minggu, kami diajak untuk jalan-jalan ke Benteng Rotterdam. Kami dijemput Kak oleh Kak Edy.kami berkeliling di Benteng Rotterdam bersama kakak yang pernah berkegiatan di mesjid. Kakak itu masih duduk di bangku SMA. Dia bernama kak Fikar. Dia adalah sosok yang cukup kami kagumi karena dia sangat pintar berbahasa Inggris. Kami diajak untuk berkeliling Benteng Rotterdam. Namun sebelum kami mulai berjalan, Kak  Fikar memberikan kami tugas untuk mencatat semua yang kami lihat ke dalam bahasa Inggris. Kak Fikar menemani kami berkeliling Benteng Rotterdam layaknya seorang guide yang sedang menemani touris. 

Setelah berkeliling di Benteng Rotterdam kami pun beristirahat di salah satu halaman bangunan Benteng Rotterdam dan kami menyerahkan tugas kami kepada Kak Fikar untuk diperiksa. Setelah itu, kami diajak untuk duduk di dekat komunitas Benteng Pannyua. Benteng Pannyua adalah sebuah komunitas untuk orang-orang yang  ingin mengasah kemampuan berbahasa Inggris melalui diskusi tentang sebuah topik. Matahari semakin condong ke arah barat, pertanda bahwa kami harus bergegas pulang ke rumah kami.

Hari-hari kami semakin ramai dengan kedatangan teman-teman Kak Edy. Kak Titin, Kak Rahma, Kak Subhan, Kak Latif, Kak Akbar, Kak Adnan. Itulah nama-nama mereka yang sempat Aku sebutkan. Mereka selalu datang untuk mengajari kami tentang banyak hal. Kami belajar sambil bermain bersama sehingga kami tidak merasa bosan dengan keadaan kami yang sederhana itu. Hari itu Kak Edy datang membawa sebuah White board bersama temannya. 

Kami sangat senang karena kami tak perlu lagi menulis di kaca jendela mesjid atau di lantai saat kami belajar. Kami semakin bersemangat untuk belajar bersama para relawan yang selalu meluangkan waktunya untuk kami. Setelah kami belajar bersama kakak-kakak dari Skhola Tanpa Batas, kami diminta bersiap-siap pada hari senin sore karena pada hari itu Skhola Tanpa Batas diundang untuk menjadi narasumber di acara English Corner yaitu sebuah acara di program TV nasional.

 Keesokan harinya, kami pun dijemput oleh kakak-kakak dari Skhola Tanpa Batas dan kami segera berangkat menuju ke acara tersebut. Sesampainya di sana, kami melihat banyak crew yang sedang bertugas. Kami duduk di deret kursi depan dan menyaksikan acara tersebut secara live.  Setelah acara tersebut selesai kami pun diantar kembali ke rumah kami.

Kegiatan-kegiatan di Skhola Tanpa Batas sangat banyak. Salah satu kegiatan yang tak bisa Aku lupakan adalah English Camp setelah Aku ujian nasional. Kami mengadakan english camp di SMP Negeri 15 Makassar,  tempat Aku dan teman-teman bersekolah. Pesertanya sangat banyak. Untunglah banyak relawan yang bersedia datang membantu kepanitiaan. Aku dan teman-teman menjadi peserta. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok lalu kami mulai bermain di lapangan. Setelah itu, kami berkumpul diruang kelas untuk menuliskan apa yang kami harapkan dan apa yang kami khawatirkan. Setelah itu, kami pun mulai belajar hingga larut malam.

Keesokan harinya, kami berolahraga dan lari pagi hingga ke Pantai Barombong. Di sana kami berbaur dengan kelompok lain beserta para fasilitator.  Para fasilitator membuat sebuah pertandingan untuk kami semua. Kami diberikan beberapa benda lalu kami diminta untuk berkreasi dengan benda tersebut. Kami juga membuat istana dari pasir pantai yang kemudian dinilai oleh para fasilitator. Setelah itu, semua kelompok diminta untuk menampilkan yel-yelnya. Hari yang sangat menyenangkan untuk kami. Setelah kami selesai kami kembali ke sekolah utuk melanjutkan kegiatan kami hingga akhirnya kami pulang ke rumah kami masing-masing.

Semenjak english camp itu diadakan, semakin banyak orang yang mengetahui Skhola Tanpa Batas. Seminggu setelah diadakannya english camp, kami kedatangan banyak orang ke mesjid dan ingin bergabung belajar bersama kami. Hari itu absen terisi penuh dan Aku perkirakan orang yang datang belajar sekitar 50 orang. Kami sangat senang karena Skhola Tanpa Batas menjadi ramai. Namun itu tak bertahan lama, karena minggu demi minggu mereka semua hilang entah kemana dan kembali kami belajar bersama dengan teman-teman yang bertahan di Skhola Tanpa batas. Namun kami tetap semangat untuk belajar.

Hari itu Kak Edy tidak datang dan Kak Titin datang sendirian. Setelah belajar bersama sebagaimana biasanya kami diminta untuk memberikan nama untuk tempat belajar kami sebagai cairi khas dari Skhola Tanpa Batas karena Skhola Tanpa Batas ada dimana-mana. Kami diberikan waktu seminggu untuk mencari nama untuk tempat belajar kami dan akhirnya kami memutuskan untuk menamai tempat belajar kami dengan sebutan Study Till Sunset atau sering kami sebut STS yang artinya belajar sampai matahari terbenam. 

Kami memberikan nama tersebut karena kami belajar setelah shalat ashar sampai menjelang magrib dimana matahari akan terbenam. Itulah makna denotasi dari Study Till Sunset (STS). Selain makna denotasi tentunya tempat belajar kami juga memiliki makna konotasi. Kami memaknai Study Till Sunset bahwa kami akan belajar sampai matahari terbenam dan tidak akan terbit lagi. Dengan kata lain kami akan belajar hingga akhir hayat kami. Dan nama itulah yang kami pakai hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun