Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ki Hajar Dewantoro ‘Bapak Pendidikan Indonesia’

21 Mei 2016   09:25 Diperbarui: 21 Mei 2016   10:08 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heran.......

Kutatap dikau penuh kecewa, sedih, duka, marah

Selalu meleset pandangan dan dugaanku

Tak berdaya....

Memberi pengertian tentangmu

Tapi semua tiada peduli, acuh dan benci

Akankah terus begini?

Kenyataan semakin terbalik, inginku melangkah tuk berubah

Keadaanmu masih seperti dulu....

Tetap saja susah, pelik penuh komplikasi

Mungkin banyak pandangan yang salah tentangmu

Menganggap mudah hingga acuh

Menganggap sulit hingga cuek bebek...

Termenung memikirkan nasibmu

Seribu mungkinkah selalu muncul dibenakku

Akankah kau mendengar kecewa dan keluhanku

Api membara menjilat-jilat air berlumur darah

Lunglai, bersama air mata kecewa tak berdaya merubah kenyataan pahit 

Pertentangan yang tak pernah diduga dan dikira

Pandanglah...

Ki Hajar Dewantara, pejuang tangguh, bapak pendidikan sejati

Berjuang bersama tanpa pamrih  

Kau pendiri nan jaya di Tamansiswa....

Pelopor pendidikan pribumi

Pendobrak kebodohan....

Kini.....

Aku dan pendukungmu memandang keheranan

Tak bisa mengerti.......

Betapa durhakanya generasi kita.....

Air susu kau balas dengan air tuba

Mengapa sekarang pendidikan melahirkan predator-predator tengik seperti ini!!!

(Ngawi, 1989)

Daur ulang di Makassar, 21 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun