Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Gaji PNS Disunat, Demi Rio Menpora Sesumbar “Melepas” Gaji

4 Maret 2016   11:13 Diperbarui: 5 Maret 2016   09:32 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya karena seorang Pembalap F1 Rio Gaji PNS mau dipotong. Apa korelasinya Rio, terhadap kesejahreraan PNS. Urusan dengan PSSI saja belum kelar mau main potong memotong gajinya PNS belum tentu rela, buat sandang-papan-pangan saja susah kok mau jadi “Pahlawan Kesiangan.”

Masih banyak pengusaha kaya indonesia untuk dimintai “dana” baik itu berdomisili di dalam negeri maupun luar negeri, bisa juga dana tersebut diambil dari hasil “tangkap tangan” KPK atas tindak pidana KORUPSI nominal sudah dipastikan mencukupi kok wi, bahkan lebih rasional pundi amal Rp. 200,- hasil “plastik berbayar” dimanfaatkan untuk F1, ketimbang “nyunat” gaji PNS.

Blusukan beliau memang dianggap “kakap” malah cari muka di dewan segala, agar mendapat restu mendanai Rio dengan niat “baik" memotong gaji seluruh PNS, sungguh keputusan mengada-ngada terlalu berlebihan. Tidak manusiawi. Ini sama halnya judi. Parah, Pak Presiden tolong jangan restui, agar tercipta gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kertoraharjo di negeri yang kekayaan alam nyaris punah ini.

Sebagai alat modal seorang pejabat berdedikasi tinggi terhadap olahraga bahwa beliau sudah berbuat banyak bagi negeri ini. Bisa juga dikatakan sekedar memamerkan dengan sikap naif bahwa apa yang dikerjakannya tidak relevan dengan jabatannya, “menjual diri” menjadi “pahlawan” agar namanya dikenang orang sebagai modal untuk meraih popularitas.

Tidak ada yang berani melarang wacana menteri, tidak ada yang bakal menghalanginya, tapi perlu diingat jika ingin menyumbangkan sesuatu yang urgens dan memberi manfaat bagi insan olahraga. Adakah kekuatan individualistis yang dominan dipancarkan dari balik kebaikan itu, untuk mengajak orang banyak berbuat baik itu penting, tapi jauh lebih baik menjadi orang yang penting di mata masyarakat. Kalau tidak, semua itu hanya cerminan ambisi pribadi untuk memuaskan diri sendiri, bukan audiens.

Hmm... Semoga saja dengan wacana Menpora tersebut, tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan ujian ini semoga menjadikan PNS sadar, bahwa keberadaan PNS masih dibutuhkan, termasuk mendanai Rio pada ajang balap F1, harus lebih mensyukuri kedudukannya sebagai abdi negara yang profesional, integritas dan amanah dalam menjalankan fungsi, peran dan tugas serta menjadikan dirinya lebih produktif tanpa merugikan orang lain, kecewa dengan kebijakan yang tidak populer tersebut.

Makassar, 04 Maret 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun